Denpasar (ANTARA News) - Konsumsi masyarakat Bali yang semakin cenderung meniru pola makan orang Barat, sehingga kegemukan (obesitas) menjadi kecenderungan yang kian meningkat tajam. "Kegemukan dan kelebihan berat badan itu rentan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah, berbeda dengan kegemukan yang dialami masyarakat di dunia barat, yang kondisinya betul-betul sehat," kata kepala Unit Pelayanan Jantung Terpadu RSUP Sanglah, Denpasar, Prof Dr dr I Wayan Wita, Sp JP di Denpasar, Sabtu. Ia mengatakan, kegemukan tubuh yang tidak disertai dengan aktivitas olahraga menyebabkan munculnya berbagai penyakit yang berkaitan dengan masalah gizi, padahal dunia barat penyakit akibat kegemukan itu relatif kecil. Hal itu berkat disiplinnya menekuni aktifitas olahraga dan kebiasaan untuk berolahraga yang tidak ditiru dan diterapkan oleh masyarakat Bali. Akibatnya, penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah di Bali relatif tinggi. Wayan Wita, yang Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, mengemukakan bahwa pola konsumsi masyarakat yang demikian itu menjadikan Bali bersama DKI Jakarta dan Sumatera Barat cukup tinggi persentase masyarakatnya yang menderita penyakit jantung koroner. Penyakit yang sangat rentan menimbulkan kematian itu, selain meniru pola ke barat-baratan juga akibat banyaknya mengonsumsi lemak, tanpa diimbangi olahraga atau badan kurang bergerak dalam kegiatan sehari-hari. Mantan Rektor Unud itu menjelaskan, kematian akibat penyakit jantung di Bali mencapai 24,5 persen dari setiap 100 kematian. Padahal di negara-negara barat, meskipun banyak kasus kegemukan dan berat badannya melebihi ideal, namun angka kematian akibat penyakit jantung persentasenya sangat kecil. "Kondisi di Bali semakin kritis, kegemukan selain menimbulkan penyakit jantung juga menyebabkan terjadinya struk dan komplikasi terhadap jenis penyakit lainnya yang rentan terhadap kematian," ujar Wayan Wita. Sementara itu, di dunia barat, seperti Amerika Serikat (AS) penyakit jantung itu persentasenya relatif ke

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007