Jakarta (ANTARA News) - Organisasi nirlaba "1001buku" mencoba menggiatkan membaca anak-anak dengan mengaktifkan taman bacaan dibantu oleh ribuan relawan dari Indonesia dan Mancanegara. "Kami melihat taman bacaan di Indonesia ini seperti `hidup enggan mati tak mau`," kata Ketua Penyelenggara Olimpiade Taman Bacaan Anak 2007 sekaligus pengurus dari organisasi "1001buku", Ariyo Faridh Zidni, di Jakarta, Minggu. Menurut dia, saat ini ada sekitar 180 taman bacaan di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Dan terdapat 3.000 relawan yang membantu berjalannya taman bacaan tersebut baik di Indonesia maupun diberbagai belahan dunia lain. "Biasanya kami para relawan berkomunikasi melalui internet dan banyak relawan asing juga membantu jalannya taman bacaan ini, selain relawan asal Indonesia yang berada di luar negeri," katanya. Kegiatan yang dilakukan di setiap taman bacaan beranekaragam, ujar dia. Selain membaca mereka juga melakukan kegiatan lain seperti "outbound", mendongeng, menggambar, mewarnai. Pada awalnya konsep pembuatan taman bacaan ini diperuntukkan bagi anak-anak, tetapi pada perkembangannya di beberapa daerah disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, ujar dia. "Pada awalnya taman bacaan dipelopori para orang tuanya, lalu anak-anak mulai aktif. Tetapi ada juga justru anak-anak yang aktif terlebih dahulu baru dibantu oleh para orang tua," katanya. Dia menceritakan di daerah Bogor justru ada yang dimulai dari kesadaran anak-anak yang sudah putus sekolah yang kemudian mengumpulkan buku-buku bekas dan dijadikan sebuah taman bacaan. Bagi mereka yang memasuki masa remaja kebanyakan lebih diarahkan untuk pemberdayaan anak-anak tersebut untuk mengikuti aktivitas yang positif. Sementara itu, untuk masalah pembiayaan, menurut Ariyo, semua berdasarkan sumbangan dari anggota relawan sendiri yang sering menyumbangkan buku. "Semua sumbangan sengaja kami minta dalam bentuk buku. Jika ada yang berniat memberikan sumbangan dalam bentuk uang selalu kami minta untuk menggantinya ke bentuk buku," katanya. Karena menurut dia, jaringan "1001buku" ini pada dasarnya adalah jaringan pemulung buku dan tidak menerima sumbangan dalam bentuk uang tunai. Semua sumbangan akan dialihkan terlebih dahulu dalam bentuk buku, peralatan tulis dan bermain untuk taman bacaan itu sendiri. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007