Sidoarjo (ANTARA News) - Kawasan di sebelah utara pusat semburan lumpur panas Lapindo Brantas Inc. di Sidoarjo, Jatim, kembali terancam karena tanggul cincin yang membentengi luapan lumpur dari pusat semburan kembali luber (over topping). Lumpur meluber dari bibir tanggul cincin sepanjang kurang lebih 25 meter, pada sejumlah titik juga ada beberapa tanggul yang terlihat kritis dan hampir jebol, salah satunya tanggul yang ada di Jatirejo. Kepala Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Sunarso, saat ditemui di lokasi Porong, Sidoarjo, Senin, mengatakan, "over topping" terjadi sejak Minggu (22/4) pukul 21.00 WIB, dan saat ini tengah diupayakan untuk ditanggulangi. "Kita berusaha menutup tanggul dengan `sand bag` (kantung-kantung pasir) dan mengarahkan lumpur ke selatan dengan menggunakan `long arm` dan tiga ekscavator, agar lumpur tidak mengalir ke utara," ujar Sunarso. Selain itu, lubang di trap ke-2 tanggul cincin yang panjangnya sekitar 10 meter diupayakan ditutup dengan kantung pasir, sedangkan lumpur yang menyembur, diupayakan untuk dialirkan ke selatan menuju "spillway" (saluran pelimpah) menggunakan alat berat. "Jika ini tidak dilakukan, kemungkinan lumpur akan mengalir ke Kedungbendo," paparnya. Tanggul yang mengalami "over topping" dan sempat bocor dekat km 38 eks jalan tol Porong-Gempol itu, sedikit demi sedikit berhasil diperbaiki. Sampai kini upaya perbaikan tanggul yang mengalami "over topping", berjalan efektif. Sekitar 300 meter dari tanggul cincin yang mengalami "over topping" dan bocor, asap dari lumpur panas yang meluber sudah tidak terlihat lagi. Meluber dan bocornya tanggul di "section" 45 ini terjadi tiga kali dalam 24 jam terakhir. Pertama terjadi "over topping" pada Minggu (22/04) pukul 11.00 WIB. Sekitar 10 jam kemudian, yakni pukul 21.45 WIB kembali terjadi "over topping" dan 10 menit kemudian bocor 10 meter. Pada Senin (23/04) pukul 09.00 WIB, kembali meluber sekitar 20 meter di section yang sama. Menurut dia, "over topping" juga terkait dengan pasang surut air laut. Jika air laut pasang maka volume lumpur pun ikut pasang atau naik. Ini biasanya terjadi pada malam hari. Sunarso menuturkan, sebelumnya, kandungan gas H2S (hidrogen sulfida) sekitar tanggul yang mengalami kebocoran dan "over topping" cukup tinggi. Pantauan Minggu (22/04), kandungan H2S mencapai 23 ppm (part per million). Meski "over topping" berkali-kali, masih ditegaskan bahwa infrastruktur yang ada di sekitar semburan lumpur saat ini dikategorikan aman. Antisipasi lain, yakni dilakukan tiga penanggulan di ring satu atau tanggul cincin, di ring dua atau tanggul bawah tanggul cincin dan ring tiga, yakni tanggul yang berada dekat rel kereta api Porong. "Kendalanya, banyaknya alat berat yang rusak, yakni dua `long arm` dan tiga ekscavator karena terus-menerus dipakai untuk upaya mengalirkan lumpur ke Kali Porong. Rencananya akan ada penambahan lima pompa untuk mengalirkan lumpur ke arah selatan, menuju Sungai Porong," tuturnya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007