Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menyiapkan sejumlah strategi ekonomi dalam menyikapi tantangan global di sektor minyak dan gas di tengah menurunnya harga minyak dunia.

Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman di Jakarta, Rabu, mengatakan beberapa strategi yang dilakukan Pertamina ialah efisiensi, menurunkan beban pinjaman, dan memperluas basis investor.

"Fokus utama adalah efisiensi yang mendorong pertumbuhan laba bersih kita yang naik cukup tajam sekitar 100 persen dari tahun sebelumnya.

Hingga kuartal ketiga tahun ini Pertamina telah melakukan efisiensi 1,6 miliar dolar AS, kata Arif.

Selain itu, lanjut dia, Pertamina juga telah menurunkan posisi utang dari 17,4 miliar dolar AS menjadi 11,6 miliar dolar AS dengan cara menukar utang lama dengan pinjaman baru yang memiliki bunga lebih rendah.

Arif melanjutkan Pertamina menyiapkan belanja modal sebesar 3 miliar dolar AS pada 2017 yang rencananya akan didanai dari proyek pembiayaan, ECA (Export Credit Financing), reserve base lending untuk aset di luar negeri dan equity light instrument yang sudah ditawarkan ke investor yang mau repatriasi.

"Terlepas dari sumber-sumber pembiayaan yang lebih tradisional seperti obligasi dan pinjaman korporasi, Pertamina saat ini sedang mengkaji bentuk pendanaan lain di luar pinjaman bank dan obligasi," jelas dia.

Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Goro Ekanto, mengatakan pemerintah akan memberikan insentif fiskal untuk mendukung peningkatan investasi di industri hulu migas.

Insentif tersebut berupa keringanan pajak baik itu pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPn), dan juga pajak bumi dan bangunan (PBB).

Untuk tahap eksplorasi, kementerian juga akan memberikan sejumlah insentif, kata Goro.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016