New York (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, bertemu dengan beberapa eksekutif Sillicon Valley, di Manhattan, Rabu waktu setempat (14/12), untuk memperlunak gesekan antara mereka yang terjadi saat kampanye.

Dikutip dari Reuters, pertemuan tersebut fokus pada permasalahan ekonomi, termasuk penyediaan lapangan kerja, penurunan pajak dan perdagangan dengan China. 

Pertemuan tersebut melewati banyak ketidaksetujuan industri teknologi pada  Trump tentang berbagai permasalahan, mulai dari imigrasi hingga kerahasiaan pribadi digital, berdasarkan pernyataan tim transisi Trump.

Trump mengusulkan pertemuan dengan para pemimpin di industri teknologi berlangsung setiap kuartal.


Turut hadir dalam pertemuan tersebut ialah Tim Cook (Apple Inc), Sheryl Sandberg (Facebook Inc) dan Elon Musk dari Tesla Motors Inc. Pertemuan berlangsung setelah Trump memperingatkan sejumlah perusahaan AS tentang kebijakan terhadap China, pasar utama Silicon Valley.

Seorang pejabat kebijakan negara China kepada surat kabar China Daily mengatakan mereka dapat mengenakan penalti kepada perusahaan mobil  AS karena melakukan monopoli, pernyataan yang diberikan beberapa hari setelah Trump mempertanyakan Taiwan bagian dari "satu China".

Pejabat tersebut tidak menyebut nama perusahaan yang dimaksud.

Selain nama-nama yang disebutkan di atas, turut hadir juga dalam acara tersebut Larry Page dan Eric Schmidt dari Alphabet Inc, Jeff Bezos Amazon.com, Satya Nadella Microsoft Corp dan Ginni Rometti dari IBM.

Menurut keterangan juru bicara, Twitter tidak diundang karena terlalu kecil.

Trump berseteru dengan Silicon Valley selama masa kampanye, termasuk mengenai imigrasi, pengawasan pemerintahan dan enkripsi. Ia berkata perusahaan teknologi dinilai terlalu tinggi oleh para investor.

Lebih dari 700 karyawan perusahaan teknologi menandatangani surat terbuka beberapa waktu lalu menolak membantu Trump membuat data registry yang dapat melacak orang berdasarkan agama atau membantu deportasi besar-besaran.

Silicon Valley berhubungan baik dengan Presidem Obama dan mendukung Hillary Clinton saat kampanye Pemilu Amerika Serikat.

Penerjemah:
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2016