Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengibaratkan demokrasi di Indonesia telah lulus dengan nilai yang hampir sempurna atau cumlaude.

Hal itu dia kemukakan dengan alasan pada pemilihan kepala daerah tahun lalu tidak ada satu orang yang terluka dan tidak ada satu rumah pun terbakar.

"Semakin matang politik kita. Dari 360 soal hanya 1 saja yang bermasalah, saya rasa lulusnya cumlaude demokrasi kita," kata dia dalam sosialisasi empat pilar MPR RI bersama Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) di Yogyakarta, Jumat.

Selama 18 tahun demokrasi Zulkifli Hasan menilai Indonesia telah mengalami banyak kemajuan. Hal ini ditandai dengan sejumlah hal, termasuk banyaknya pelabuhan yang semakin bagus hasil dari otonomi daerah yang meluas.

Meski demikian Ketua MPR mencatat dua hal yang menjadi koreksi dalam demokrasi Indonesia yaitu memudarnya wawasan kebangsaan dan kesenjangan sosial.

"Banyak orang berlomba-lomba mengkhianati negeri, mengobral sumber daya alam yang berakhir merusak lingkungan. Data terakhir ratusan gubernur bupati, anggota DPRD kabupaten kota yang "pindah kantor"," ujar Zulkifli Hasan.

Kesenjangan sosial juga dirasakan saat dia berkeliling daerah di mana dia mengatakan ada orang yang memiliki uang Rp 5 miliar, ada pula yang tabungannya hanya Rp 1 juta.

"Walaupun yang memiliki uang 5 miliar hanya 0,1 persen tapi jumlah tersebut menguasai 60 persen keuangan. Sebaliknya, meski yang memiliki tabungan 1 juta sampai 100 juta ada 93 persen tapi jumlah uangnya tidak sampai 15 persen," ujar ketua MPR.

"Ini kesenjangan yang luar biasa. Padahal semestinya demokrasi melahirkan kesejahteraan," lanjut dia.

Oleh karena itu, dia mengimbau untuk kembali kepada nilai-nilai luhur ke-Indonesia-an yang ada pada empat pilar yaitu Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2016