Jakarta (ANTARA News) - Maraknya musibah yang terjadi di industri penerbangan nasional belakangan ini berdampak pada naiknya tarif premi asuransi penerbangan di Indonesia, kondisi yang kontradiksi dengan di luar negeri yang justeru mengalami tren penurunan. "Tarif premi untuk industri penerbangan di dunia saat ini mengalami penurunan sekitar 5 hingga 15 persen. Tapi di Indonesia kecenderungannya terbalik, malah naik seiring maraknya kecelakaan pesawat terbang," kata Aviation Specialiast Consultant Aon Indonesia, Taufik Hasan Basri, di Jakarta, Selasa. Sementara itu, Direktur AON Indonesia, Thosin Setiagunawan, mengatakan premi asuransi penerbangan merupakan salah satu pasar yang memiliki nilai tinggi (high value) dan hal ini akan mendorong pendapatan broker asuransi AON Indonesia. Diharapkannya pendapatan premi penerbangan ini akan memberikan kontribusi sekitar 10-12 persen terhadap pendapatan perseroan tahun ini. Menurutnya, pada tahun 2007 AON Indonesia menargetkan pendapatan premi broker asuransi sebesar Rp45 miliar atau naik dibanding tahun lalu sebesar Rp37 miliar. Sementara itu, pendapatan tahun 2006 mengalami penurunan dibanding tahun 2005 sebesar Rp39,5 miliar yang disebabkan pertumbuhan industri asuransi dalam dua tahun terakhir sangat ketat. "Tahun lalu brokerage dari broker asuransi turun karena persaingan yang sangat ketat sehingga main banting harga (perang tarif) dan kondisi ekonomi yang belum tumbuh signifikan," tuturnya. AON Indonesia merupakan anak usaha Aon Corporation (AOC), perusahaan broker asuransi terbesar di dunia berdasarkan nilai penempatan asuransi. AOC sendiri sudah 20 tahun mencatatkan sahamnya di New York Stock Exchange, Amerika Serikat.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007