Manila (ANTARA News) - Pertemuan yang mencari upaya penyelesaian konflik secara damai di antara pemerintah Filipina dengan kelompok separatis Muslim alan dilanjutkan setelah pemilihan umum tahap pertengahan pada 14 Mei mendatang, demikian disampaikan oleh kedua belah pihak Kamis. "Pemerintah Manila dan kelompok Moro Pembebasan Front Islam (MILF) telah sepakat untuyk menuelesaikan pembicaraan upaya perdamaian ," kata juru bicara kep[residenan Ignacio Bunye, layaknya dikutip AFP. MILF yang berkekuatan anggota 12 ribu pada akhir tahun lalu mengatakan bahwa pembicaraan upaya mencari penyelesaian melalui perdamaian berada diambang kegagalan berkaiatan dengan tuntutan untuk dapat mengelola dan melakukan kegiatan ekonomi sendiri diatas wilayah yang telah mereka warisi dari generasi ke genrasi di wilayah selayan Mindanao. Ketua MILF, Murad Ebrahim, pada Maret 2007 meletakkan kesalahan di pundak sekelompok jajaran militer yang dikatakannya telah berupaya menyabotase pertemuan yang membahasa perdamaian yang mencari penyelesaian atas kegiatan separatisme yang telah berlangsung 29 tahun lamanya. Murad mengatakan pasukannya dalam keadaan siaga siap mempertahankan wilayahnya apabila diserang . Juru bicara MILF, Eid Kibalu, mengatakan bahwa pembicaraan di pintu belakang tetap berlangsung, sambil mengatakan pihak merasa optimis bahwa pembicaraan tersebut akan dapat rampung dalam bulan Mei. "Kami berharap dapat segera meulai kembali pembicaraan ditingkat resmi tak lama setelah pemilu tahap pertengahan selesai dilaksanakan," katanya . Ia menimpali, "Pada saat itu diharapkan ketegangan sudah jauh berkuranga." Filipina akan melakukan pemilihan umujm untuk memilih anggota Kongres, senator dan ribuan pejabat pemerintah daerah dari walikota hingga gubernur pada 14 Mei mendatang. Kabalu mengatakan pasukan MILF menjamin pemilihan umum di wilayang Filipina bagian paling selatan akan berjalan tertib dan damai. "Kami akan melakukan pengawasan dan patroli disejulmah area untuk memastikan tak ada kejadian kekerasan," katanya. "Kami telah melakukan kerja sama dengan pihak militer Filipina melalui pengawasan bersama cara damai." MILF telah melakukan aksi angkat senjata untuk memperoleh kemerdekaan di wilayah Mindanao sejak 1978. Puluhan rtibu warga maupun militer telah meninggal dunia dalam konflik berkepajangan yang juga membuat semakin terpuruknya pembangunan di bidang ekonom,i di wilayah Mindanao. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007