Jakarta (ANTARA News) - Siswa yang gagal dalam Ujian Nasional (UN) 2007 masih memiliki kesempatan mengikuti UN Pendidikan Kesetaraan (UNPK) untuk program paket A setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara dengan SMA yang dilaksanakan pada 28 hingga 31 Mei 2007 dan 4-6 Juni 2007 untuk periode pertama. "Meski pendaftaran untuk mengikuti UNPK telah ditutup, namun siswa dari pendidikan formal yang tidak berhasil pada UN 2007 masih berpeluang ikut pada ujian periode pertama tersebut," kata Direktur Pendidikan Kesetaraan Ditjen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Depdiknas, Ella Yulaelawati, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan siswa jalur pendidikan formal telah mengetahui hasil kelulusan pada UN dan ingin mengikuti UN Pendidikan Kesetaraan dapat mendaftarkan diri ke Subdin Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan di masing-masing daerah, dengan membawa kartu peserta UN formal serta memenuhi persyaratan lain yang ditentukan. "UN paket C atau setara SMA tidak dipungut biaya sehingga siswa pendidikan formal bisa mendaftar langsung ke Dinas Pendidikan di daerahnya," katanya. Ia mengatakan, UN Pendidikan Kesetaraan dilaksanakan agak berbeda dengan UN pendidikan formal, antara lain ujian dilaksanakan dua kali dalam setahun dengan maksud untuk mengakomodasi warga belajar yang memiliki latar belakang heterogen baik dari sisi usia maupun pekerjaan. UN periode pertama diselenggarakan pada bulan Mei-Juni dan periode kedua pada Oktober-November dan UN tahun 2007 diikuti total 364.987 orang dari paket A, B dan C dengan rincian program paket A sebanyak 38.209 orang, program paket B sebanyak 156.169 orang, dan program paket C sebanyak 170.609 orang. Dari jumlah 364.987 orang tersebut lebih dari 23.308 orang berasal dari Pondok Pesantren yang berada di 27 provinsi dan 1000 orang lainnya peserta didik dari komunitas sekolahrumah (homeschooling) dari Jabodetabek. Ella mengatakan, UNPK selama belasan tahun diselenggarakan karena pendidikan keseteraan memang memiliki peserta didik yang disebut warga belajar. "Kami bukan hanya menunggu limpahan dari pendidikan formal yang tidak lulus UN, tetapi pendidikan kesetaraan memang memiliki warga belajar yang turut memberikan kontribusi terhadap penuntasan wajib belajar 9 tahun", katanya. Warga belajar pendidikan kesetaraan berasal dari berbagai lapisan sosial masyarakat dengan usia rata-rata melebihi usia pendidikan non-formal pada jenjang pendidikan yang setara. Misalnya kalau SMA rata-rata berusia maksimal 18 tahun, kami menerima warga belajar paket C yang usianya 20 tahun ke atas karena berbagai alasan seperti karena bekerja sehingga tidak sempat melanjutkan sekolah, katanya. Lebih lanjut Ella mengatakan, untuk meningkatkan mutu pendidikan kesetraan skor kelulusan UNPK mulai tahun 2007 ditingkatkan secara drastis, yakni untuk dapat lulus peserta UNPK alternatif pertama siswa harus meraih nilai rata-rata 5,00 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan dengan tidak ada nilai dibawah 4,25. Alternatif kedua, siswa memiliki nilai rata-rata minimal 5,33 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan apabila salah satu mata pelajarn yang diujikan bernilai 4,00 dan tidak ada mata pelajaran yang bernilai di bawah 4,00. Adapun mata pelajaran yang diujikan pada Paket A, yakni Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, IPA, IPS dan Matematika. Paket B yakni Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, IPA dan Paket C untuk IPS yakni Kewarganegaraan, Tata Negara, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sedangkan paket C untuk IPA yakni Kimia, Fisika, Geologi dan Matematika.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007