Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) belum akan menambah area latihan bersama dengan Singapura, hingga kesepakan kerja sama pertahanan (Defence Cooperation Agreement/DCA) antara Indonesia dan Singapura ditandatangani kedua pihak. "Masalah ditambah, diperluas termasuk menambah sarana dan prasarana latihan bersama, itu masalah nanti setelah kesepakatan disepakatin dan ditandatangani," kata Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Herman Prayitno setelah meresmikan Gedung Air Power Center of Indonesia (APCI) di Jakarta, Kamis, malam. Dalam rangka memperkuat kerja sama pertahanan, Indonesia menjalin kerja sama dengan Singapura salah satunya melalui Military Training Area (MTA) sejak 2000. Berdasar kesepakatan itu, ditetapkan kawasan untuk latihan militer bersama kedua negara yakni MTA I di wilayah perairan Tanjung Pinang dan MTA II di Laut Cina Selatan. Khusus untuk TNI AU, tambah dia, digunakan wilayah latihan bersama di Pekanbaru, Riau. "Kita hanya menyediakan lahan, sedangkan seluruh sarana dan prasarana latihan, mereka yang punya dan pelihara. Ini merupakan salah satu bentuk keuntungan yang kita dapat melalui kerja sama latihan bersama dengan Singapura," kata Herman. Namun, tambah dia, pihaknya kini belum dapat menentukan apakah akan menambah luas area bagi latihan militer bersama dengan Singapura. Yang jelas, Indonesia khususnya TNI AU dapat menjajal kemampuan dan ketrampilan prajurit-prajuritnya menggunakan fasilitas-fasilitas canggih milik Singapura. "Dalam suatu kerja sama antara dua negara, termasuk kerja sama militer tentu harus menguntungkan kedua pihak. Jadi dalam kerja sama ini, kita diuntungkan dengan sarana dan prasarana latihan yang memadai dan sisi lain Singapura `memiliki` lahan untuk berlatih. Kerja sama ini, tentu tetap mempertimbangkan kedaulatan masing-masing negara," tutur Kasau. Pada 27 April 2007, Pemerintah Indonesia dan Singapura akan menandatangani perjanjian ekstradisi dan kerja sama pertahanan di Istana Tampak Siring, Bali. Penandatanganan itu akan dilakukan menteri-menteri terkait dari masing-masing negara disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007