Jakarta (ANTARA News) - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu Agus Harimurti Yudhoyono menjelaskan cara membangun tanpa menggusur, khususnya di kawasan bantaran kali, yakni mengubah bangunan horizontal menjadi vertikal.

"Caranya dilakukan dengan mengalokasikan lahan yang ada. Horizontal menjadi vertikal, lahan digunakan dapat menjadi hunian layak dan tidak mengganggu sungai," kata dia dalam debat kedua yang digelar KPU Provinsi DKI di Jakarta, Jumat malam.

Ia berkomitmen hunian bisa ditata tanpa menggusur semena-mena dengan membangun di lokasi yang sama agar warga hunian tidak kehilangan lapangan pekerjaan serta hak kepemilikan.

Dengan meremajakan kampung dan tidak mencabut dari habitat aslinya, kata dia, status dan martabat warga terjaga.

"Masyarakat mau bergeser sedikit bukan menggusur hunian. Dengan cara seperti itu tidak kehilangan kepemilikan. Status dan mertabat terjaga," kata cagub yang diusung empat partai itu.

Ia melihat negara lain telah melakukan kebijakan itu dan berhasil. Ia menekankan hal terasebut dapat diwujudkan dengan keinginan pimpinan.

Alasan normalisasi atau motif lain yang menghancurkan rumah rakyat, kata suami model Annisa Pohan itu, justru menimbulkan masalah sosial berupa ketimpangan.

(Baca juga: Ahok pertanyakan ide Agus-Sylvi bangun rumah 390 hektar)

Yang membedakannya dengan pasangan lain sehingga akan menjalankan pembangunan tanpa penggusuran, menurut dia adalah pihaknya bisa kreatif, inovatif dan terbuka menerima masukan.

"Jadi masyarakat rela direlokasi, bukan digusur paksa. Kami ingin masyarakat hidup baik. Tidak memiliki trauma," kata Agus.

Ada pun Agus menawarkan program rumah rakyat lantaran kepemilikan rumah di Jakarta masih sangat rendah, yakni baru 47 persen. Program rumah rakyat juga untuk mengatasi banyaknya kawasan pemukiman kumuh dengan penataan.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017