Jakarta (ANTARA News) - Kapitalisasi pasar 14 BUMN di Bursa Efek Jakarta (BEJ) meningkat hampir 100 persen selama dua tahun dari Rp250 triliun pada 2004 menjadi Rp493 triliun pada 2006. "Itu artinya value of the firm (nilai perusahaan) dari 14 BUMN itu naik hampir 100 persen dalam dua tahun terakhir," kata Meneg BUMN Sugiharto di Jakarta, Senin. Ia menilai kenaikan signifikan kapitalisasi pasar tersebut membuktikan tidak semua BUMN memiliki stigma yang tidak mampu bersaing dengan swasta. Dengan kapitalisasi pasar 14 BUMN sebesar Rp493 triliun pada 2006, BUMN tersebut memiliki pangsa pasar sekitar 40,23 persen dari total kapitalisasi pasar sekitar 360 perusahaan di BEJ. "Jadi kalau terjadi apa-apa dengan 14 BUMN tersebut akan berdampak langsung terhadap indeks bursa yang langsung terkoreksi," ujarnya. Ia mencontohkan kasus anjloknya harga saham PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk yang terjadi pada awal Januari 2007 lalu akibat perusahaan terlambat memberi laporan penting kepada investornya, berdampak langsung pada penurunan indeks BEJ. "Jadi saya itu harus hati-hati betul (mengelola dan membuat kebijakan BUMN," ujat Sugiharto. Ia melihat kemampuan 14 BUMN meningkatkan kapitalisasi pasarnya secara signifikan dalam dua tahun merupakan hasil dari peningkatan kinerja dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik ("good corporate governace"). Adapun tiga BUMN yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar adalah PT Telkom Indonesia Tbk yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp203,62triliun (17,59 persen), Bank BRI sebesar Rp62,57 triliun (5,41 persen), Bank Mandiri sebesar Rp59,22 triliun (5,02 persen). Ketiganya menguasai sebesar 28,02 persen pangsa pasar kapitalisasi pasar di BEJ. Dari 14 BUMN yang terdaftar di BEJ saat ini, dua di antaranya yaitu PT Indosat Tbk dan PT Bank Bukopin Tbk, kepemilikan saham pemerintahnya minoritas. Pada 2005 sendiri, total kapitalisasi pasar BUMN hanya sekitar Rp260 triliun atau menguasai sekitar 32,4 persen dari total kapitalisasi pasar di BEJ. Jumlah tersebut naik dibandingkan tahun 2004 yang kapitalisasi pasar BUMN mencapai Rp250 triliun, namun dari sisi penguasaan pasar turun karena pada 2004 penguasaan kapitalisasi pasar BUMN mencapai 36,8 persen. Sugiharto sendiri mengakui bahwa untuk meningkatkan kinerja BUMN pihaknya mengarahkan sejumlah BUMN yang dinilai sudah mampu bersaing untuk masuk bursa, terutama untuk mendapatkan modal bagi pengembangan BUMN tersebut, seperti pada PT Perkebunan Nusantara (PTPN III) yang berencana melakukan penjualan saham perdana (IPO) tahun ini untuk mengembangkan industri hilir berbasis minyak sawit mentah (CPO). (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007