Yogyakarta (ANTARA News) - Sultan Hamengku Buwono (HB) X menegaskan, pendidikan harus kembali berorientasi pada peradaban dan kebudayaan sesuai dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila, karena saat ini masyarakat kurang menaruh perhatian dan bahkan mulai melupakan Pancasila, terutama sila kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Masalah pendidikan itu dikemukakan Sultan dan Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu dalam sarasehan "Sistem Pendidikan Nasional untuk Membangun Peradaban Indonesia yang Dijiwai Nilai-nilai Pancasila" di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin. Menurut dia, peradaban dan kebudayaan tidak bisa lepas dari proses pendidikan untuk memanusiakan manusia dan mengindonesiakan anak-anak Indonesia. Oleh karena itu, peradaban seharusnya didesain oleh nilai-nilai kehidupan yang bernas untuk membangkitkan kembali keterpurukan bangsa ini. "Di situlah pendidikan harus dapat tampil untuk menjadi pioner dalam pembangunan bangsa," katanya. Sultan mengatakan, Pancasila sebagai ideologi terbuka yang memungkinkan tumbuhnya nilai-nilai baru, sehingga harus terus-menerus disegarkan dan dihidupkan agar Pancasila tetap menjadi "ideologi kehidupan" dalam menjawab tantangan masa depan. Dengan landasan Pancasila, menurut dia, pendidikan bangsa memperoleh landasan spiritual, moral dan etika yang bersumber pada ke-Tuhanan Yang Maha Esa. Kemudian, menurut HB X, dengan sila kedua, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, segala bentuk eksploitasi dalam dunia pendidikan harus ditentang, sedangkan dengan sila ketiga, nilai persatuan yang bersumber pada Pancasila menentang praktik dominasi dan diskriminasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Kemudian, ia mengemukakan, dengan sila keempat pada Pancasila, semangatnya adalah menentang segala bentuk tindakan totaliter di dunia pendidikan, seperti menolak aksi kekerasan yang terjadi di IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri). Terkait dengan tujuan atau cita-cita mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, menurut dia, dengan sila kelima, yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. HB X menilai, kredo UNESCO bahwa "education for all" (pendidikan untuk semua) tidak cukup, tetapi juga diperlukan "all for education" (semuanya untuk pendidikan). Sarasehan itu diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2007 yang puncak acaranya akan berlangsung di Yogyakarta. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007