Banda Aceh (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) terus berupaya untuk meningkatan pelayanan kepada pengusaha Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU) untuk mengatasi kemungkinan terjadi kalangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). "Kami ingin memperbaiki berbagai kelemahan dengan tekad meningkatkan pelayanan kepada pengusaha SPBU agar dalam pelayanan tidak ada lagi komplain dari masyarakat," kata Humas PT Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Cabang Banda Aceh, Sayid Farid, Senin. Pernyataan itu disampaikannya menanggapi aksi unjuk rasa yang dilakukan sejumlah supir mobil pengangkut BBM dari Depot Krueng Raya ke Banda Aceh atas lahirnya kebijakan baru Pertamina untuk mengelola sendiri angkutan mobil tanki mulai berlaku 1 Mei 2007. "Mereka melakukan aksi unjuk rasa karena salah persepsi atas lahirnya kebijakan baru dari Pertamina yang berlaku di seluruh Indonesia," katanya. Sayid Farid mengaku, semua mobil tanki angkutan BBM dari Krueng ke SPBU dalam wilayah kerja Pertamina cabang Banda Aceh, meliputi depot Krueng Raya, Sabang, Lhokseumawe dan depot pengisian pesawat udara (DPPU) Blang Bintang akan dikelola sendiri, namun tetap menggunakan kendaraan tanki milik pengusaha selama ini. Pertamina hanya mengelola dalam sistem angkutan saja, sementara kendaraan dan tenaga kerja (supir) yang selama ini mengangkut BBM kepada SPBU tidak akan dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan mereka tetap bekerja seperti biasa. "Bedanya, kalau dulu mereka menerima upah/gaji dari pengusaha angkutan, namun kini setelah peralihan akan menerima gaji/upah dari Pertamina," ujarnya. Ia mengakui, setelah peralihan tersebut nantinya akan berkurang armada angkutan yang digunakan untuk mengangkut BBM dari Krueng Raya ke SPBU, dari selama ini 21 unit menjadi 16 unit, sedangkan tenaga kerja akan dilihkan untuk mengangkut BBM kebutuhan industri. Jumlah SPBU di bawah pengawasan Pertamina UMPS I Banda Aceh seluruhnya 22 buah, meliputi Banda Aceh 11 buah, Aceh Besar enam buah dan Pidie lima buah. Menjawab pertanyaan pers tentang kebutuhan BBM untuk wilayah kerja Pertamina cabang Banda Aceh secara rinci setiap harinya, ia mengatakan, depot Sabang membutuhkan premium 14 kiloliter (KL), kerosin (minyak tanah) 8 KL dan solar 30 KL, depot Krueng Raya premium 289 KL, kerosin 122 KL, solar 343 KL dan avtur 50 KL. Sedangkan, depot Lhokseumawe premium 206 KL, kerosin 170 KL dan solar 282 KL serta Depot Meulaboh premium 111 KL, kerosin 76 KL dan solar 161 KL. "Itu merupakan kebutuhan normal pada hari-hari biasa, sedangkan hari-hari tertentu terjadi kenaikan antara 10-15 persen," demikian Sayid Farid Yn. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007