Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, memperkirakan, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2017 akan sedikit menurun dibandingkan triwulan IV-2016 yang mencapai 4,94 persen.

Penurunan dipicu faktor inflasi dari komponen harga ditentukan pemerintah (administered prices) akan menekan kemampuan konsumsi masyarakat.

"Komponen administered prices tekan konsumsi, sehingga pertumbuhan ekonomi triwulan I-2017 diprediksi 4,9 persen," ujar dia, di Jakarta, Senin.

Ia menuturkan, kebijakan menaikkan harga secara serentak oleh pemerintah justru akan menekan laju konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen utama pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Seharusnya kenaikan harga untuk administered prices tidak dilakukan serentak. Akhirnya, saat ini kenaikan harga merembet ke barang-barang lain," kata Hartati.

Pada Januari 2017 ini saja pemerintah telah menaikkan biaya pengurusan surat kendaraan bermotor, tarif tenaga listrik dan bahan bakar minyak,

Untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungn, lanjut Enny, pemerintah seharusnya tidak membuat kebijakan yang memicu kenaikan harga barang.

"Tanpa pengendalian pangan dan kenaikan serentak di administered price, maka dipastikan akan menekan konsumsi rumah tangga," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik baru saja mengumumkan pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2016 mencapai 4,94 persen, sehingga rata-rata pertumbuhan ekonomi sepanjang 2016 mencapai 5,02 persen. 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2017