Jakarta (ANTARA News) - Obligasi I PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Tahun 2007 senilai Rp 200 miliar mendapatkan peringkat A+ (plus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). "Peringkat obligasi tersebut berdasarkan data dan informasi dari perusahaan serta Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2006," kata Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol, Budi Karya Sumadi, di Jakarta Kamis. Sementara itu, Direktur Utama Pefindo, Ananta Wiyogo, mengatakan bahwa obligasi dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan bayar utang yang kuat terhadap kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan. "Tanda plus (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan," kata Ananta. Budi mengatakan, kinerja perseroan hingga akhir tahun 2006 semakin meningkat terlihat dari laba bersih berhasil dibukukan Rp126,213 miliar dibandingkan Rp124,501 miliar pada tahun 2005. Kenaikan laba bersih itu didukung oleh naikknya pendapatan usaha hingga akhir tahun 2006 senilai Rp693,141 miliar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp617,881 miliar. Dia menambahkan, pengunjung Ancol juga dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2006 rekor kunjungan mencapai angka 12,4 juta orang, meningkat cukup signifikan dari tahun 2005 yang hanya 10,37 juta orang. Total aset Perseroan mencapai Rp954,271 miliar atau meningkat dari periode sama tahun sebelumnya Rp903,722 miliar. Hingga akhir 2006, kepemilikan saham perseroan terdiri dari Pemda DKI 72 persen, PT Pembangunan Jaya 18 persen, dan sisanya 10 persen dimiliki publik. Bisnis usaha Perseroan meliputi bidang rekreasi, Resor, serta properti. Bidang rekreasi yang dikelola oleh anak perusahaan PT Taman Impian Jaya Ancol meliputi kawasan pantai, Taman Bertema, Dunia Fantasi (Dufan), Atlantis water Adventure, Samudra dan Wisata Kuliner di tepi pantai. Saat ini kontribusi bidang rekreasi dan resor adalah sekitar 60 persen terhadap pendapatan perusahaan. Bidang properti menyumbang 40 persen terhadap pendapatan. "Meskipun kontribusi bidang properti lebih kecil dibanding bidang rekreasi, namun net profit yang dihasillkan lebih besar daripada bidang rekreasi. Saat ini keuntungan bersih konsolidasi yang disumbangkan oleh bidang properti mencapai 70 persen sedangkan oleh bidang rekreasi 30 persen," katanya. "Empat tahun ke depan diharapkan keuntungan bersih 60 persen dari bidang properti dan 40 persen dari rekreasi. Setelah itu diharapkan kontribusinya masing-masing menjadi 50 persen," kata Budi. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007