Jakarta (ANTARA News) - Seorang bankir senior, Kostaman Thayib, tidak sependapat dengan sejumlah pakar ekonomi yang menyatakan ekonomi nasional pada 2008 akan menghadapi krisis keuangan, karena sektor riil yang merupakan tulang punggung tumbuhnya ekonomi sampai saat ini masih belum bergerak. "Ekonomi nasional makin tumbuh dengan baik sejalan dengan meningkatnya perkembangan infrastruktur, seperti energi dan sarana jalan," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Kamis. Menurut dia, investasi infraststruktur, seperti listrik sudah berjalan dan proyek jalan tol juga sudah terjadi bahkan perbankan sudah membiayai proyek tersebut baik melalui sindikasi maupun sendiri yang dilaksanakan di di daerah maupun di Jakarta. "Pertumbuhan ekonomi nasional sudah berjalan pada arah yang benar. Jadi, apa yang diduga bahwa Indonesia akan terjadi krisis keuangan pada 2008 tidak benar," katanya. Data ekspor Indonesia pada Maret 2007 meningkat 10 persen lebih dibanding bulan lalu, investasi juga meningkat mencapai 27 persen, sangat diharapkan memicu pertumbuhan ekonomi yang didukung sektor riil, katanya. Meski pertumbuhan ekonomi itu, lanjutnya, dihambat oleh muncul berbagai bencana, seperti lumpur panas Lapindo di Surabaya, banjir bandang, gempa dan peristiwa yang menimbulkan gejolak masyarakat, pemerintah sudah cukup bijak mengatasinya. "Ini semua memerlukan waktu dan perjuangan, agar pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh lebih cepat, sehingga target ekonomi yang diinginkan dapat tercapai, " katanya. Ia mengatakan, pemerintah sudah melakukan berbagai perbaikan baik mengenai iklim investasi yang lebih baik, mendorong perbankan untuk lebih aktif menyalurkan kredit kepada masyarakat, dan membelanjakan dana anggaran pendapatan belanja negara ke sektor produktif. Pemerintah bahkan telah mencanangkan dana untuk memicu sektor usaha kecil dan menengah (UKM) tumbuh lebih baik, karena sektor ini cukup kuat dalam krisis keuangan pada tahun 1997lalu, katanya. Ditanya pers mengenai kondisi rupiah, menurut dia, mata uang nasional itu akan terus menguat hingga mencapai Rp9.000 per dolar AS, dan kemungkinan besar Bank Indonesia (BI) akan menahan pada level tersebut. "Dengan makin membaiknya nilai rupiah ini menunjukkan bahwa fundamental ekonomi makro Indonesia makin membaiknya," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007