Denpasar (ANTARA News) - Bali kembali mengimpor gula pasir dari India untuk mengamankan persediaan salah satu keperluan pokok masyarakat dan kebutuhan wisatawan mancanegara yang sedang berlibur di daerah itu. "Impor gula dilakukan guna menghindari tipisnya persediaan di dalam negeri, sehingga mampu mengimbangi permintaan masyarakat," kata Kepala Sub Dinas (Kasubdin) Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bali, Bagus Ketut Wijaya, di Denpasar Kamis. Mendatangkan sebanyak 250 ton gula pasir dari India itu, menurut dia, diperkirakan akan dibonkar awal pekan depan, dan kebutuhan masyarakat Bali terhadap komoditas itu sebanyak 450 ton per bulan. Pembelian gula impor tersebut dinilai masih kecil jika dibandingkan periode tahun 2002 yang pembeliannya mencapai seharga 2,1 juta dolar AS naik menjadi 3,1 juta dolar tahun 2003, sedangkan periode 2005 tidak tercatat. Adanya impor gula ke Pulau Dewata itu dengan harapan tidak akan terjadi gejolak yang berarti seperti yang pernah dialami waktu-waktu sebelumnya, dimana daerah ini tidak mendapatkan pasokan gula yang memadai dari dalam negeri. Pulau Dewata sebagaimana daerah lainnya di Nusantara pernah mengalami krisis gula, penyebabnya adalah dikuranginya impor bertujuan, agar harga gula produksi dalam negeri lebih terangkat sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Bali kala itu mengandalkan kucuran gula dari Jawa Timur dan akibat langkanya persediaan di dalam negeri, dan adanya kebijakan Pemprop Jawa Timur melarang menjual gula lokal ke luar daerah. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007