Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan kawasan Asia membutuhkan investasi hingga 6-9 triliun dolar Amerika Serikat (AS) hingga 2030 untuk menyediakan akses energi bagi penduduk Asia yang saat ini masih belum memilikinya. "Permintaan energi di Asia dan Pasifik harus dipenuhi dengan cara yang bisa berkelanjutan," kata Shyam Bajpai, Deputi Direktur Jenderal ADB urusan Pembangunan Regional dan Berkelanjutan, dalam konsultasi ADB dengan perwakilan masyarakat pada Pertemuan Tahunan ke-40 di Kyoto, seperti disiarkan laman (situs Internet) ADB, Jumat. ADB telah menetapkan manajemen lingkungan sebagai salah satu dari lima prioritas dalam Strategi Jangka Menengah, di mana akses pada energi bersih menjadi salah satu sub-prioritas. "Strategi baru ADB diharapkan dapat menempatkan fokus yang lebih besar pada program penyediaan energi dan perubahan iklim melalui promosi penggunaan sumber daya dan teknologi yang lebih bersih, lebih efisien dan penggunaan sumber energi terbarukan lainnya," katanya. Konsultasi itu merupakan bagian dari upaya ADB untuk mengkaji kebijakan energi mereka serta merumuskan strategi energi terbaru. Proses perumusan strategi baru itu ditargetkan selesai pada September 2007. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007