Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian (Deptan) memperkirakan selama Januari-Juni 2007 hasil panen secara nasional mencapai 21 juta ton atau 30 persen dari target tahun ini sebanyak 58,1 juta ton gabah kering giling (GKG). Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Jakarta, Jumat, menyatakan dengan produksi sebesar itu maka selama periode Januari-Juli diperkirakan terdapat surplus mencapai empat juta ton jika konsumsi nasional 16-17 juta ton. "Saat ini, panen dalam kondisi bagus. Kalau tak ada gangguan cuaca yang ekstrem, maka produksi akan cukup," katanya di sela Musyarawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah (Musrenbang-RKP) 2008. Anton mengungkapkan, di sejumlah daerah saat ini masih terjadi panen, bahkan ada yang mulai menanam lagi sehingga pada Juli-Agustus akan panen lagi. Menyinggung kemunduran musim tanam 2006/2007 yang dikhawatirkan menurunkan produksi padi tahun ini, Mentan menyatakan, kejadian tersebut justru menguntungkan dari segi musim panen. Dengan mundurnya musim tanam selama tiga bulan, tambahnya, maka panen saat ini tidak terjadi pada puncak musim hujan sehingga hasilnya bagus, selain itu juga merata sepanjang tahun. Namun dia mengakui, kemunduran musim tanam akibat kemarau panjang pada tahun 2006 tersebut mengakibatkan realisasi areal tanam untuk Oktober 2006-Januari 2007 seluas 300 ribu ha. "Tapi, untuk menutupi penurunan tersebut telah dikompensasi dengan realisasi penanaman meningkat 250 ribu ha selama Februari-Maret 2007," katanya. Dikatakannya, dari sasaran areal tanam padi seluas 1,21 juta ha ternyata realiasinya lebih tinggi yakni mencapai 1,46 juta ha pada Februari 2007. Sementara itu, pada Maret 2007 dari sasaran areal pertanaman seluas 923.470 ha tercapai 987.900 ha, sehingga mampu menutupi penurunan pertanaman akibat mundurnya musim tanam lalu. Dengan kondisi tersebut, menurut Mentan, tidak ada alasan bagi Perum Bulog tidak menyerap gabah petani karena kekurangan produksi. Menurut dia, jika Mei-Juni cukup hujan maka pihaknya optimis produksi akan seperti tahun lalu apalagi selama Juli-Agustus panen diperkirakan akan bagus. "Untuk itu kita akan mendorong petani untuk cepat-cepat melakukan pertanaman karena air masih cukup banyak serta untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kemarau panjang pada tahun ini," katanya. Menyinggung rendahnya penyerapan gabah petani oleh Perum Bulog karena harga gabah petani di lapangan di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP), Anton menyatakan setelah melakukan peninjauan di lapangan justru yang terjadi masih banyak gabah petani yang harganya di bawah HPP. Dia menyatakan, pemerintah menargetkan harga gabah petani yang di atas HPP mencapai 90 persen dari produksi saat musim panen sedangkan yang di bawah HPP hanya 10 persen. "Jika, Bulog mampu membeli yang 10 persen itu saja sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi pengadaan dari dalam negeri," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007