Narathiwat, Thailand (ANTARA News) - Sseorang laki-laki ditembak mati dan anak kecilnya cedera, Minggu, akibat serangan pejuang di daerah rusuh Thailand selatan, kata polisi. Kelompok bersenjata itu mendobrak rumah warga desa di propinsi Narathiwat pada Minggu subuh dan membunuh pria berumur 29 tahun itu sewaktu tidur, kata polisi setempat, seperti dilaporkan AFP. Anak lelakinya, yang berumur empat tahun, juga ditembak dan cedera. Lebih dari 2.100 orang tewas sejak Januari 2004 di propinsi selatan, yakni Yala, Narathiwat dan Pattani, tempat pejuang melancarkan pertempuran berdarah untuk membentuk negara merdeka terpisah dari Thailand. Peningkatan kekerasan di daerah berpenduduk sebagian besar Muslim dan berbatasan dengan Malaysia itu juga meningkatkan ketegangan aliran. Sekitar 150 wanita dan anak Muslim hari Minggu meneruskan blokade mereka atas jalan raya di propinsi Yala, tempat mereka sudah berkemah empat hari menuntut pemerintah membebaskan 21 tersangka pejuang. Unjukrasa mereka itu memicu unjukrasa tandingan, Sabtu, oleh ratusan orang Budha, yang menyeru warga Muslim itu bubar, tapi polisi hari Minggu menyatakan semua orang Budha tersebut sudah pulang. Sedikit-dikirnya sembilan orang, termasuk tiga anak, tewas akibat serangan bom dan penembakan tersangka gerilyawan di selatan itu, kata polisi hari Sabtu. Sebuah bom seberat 15 kilogram, yang disembunyikan di bawah jembatan, meledak Sabtu malam, menewaskan satu anak perempuan Muslim berusia dua tahun dan dua petugas ronda perbatasan di Yala, satu dari tiga propinsi Thailand selatan, yang dicabik perang dan bebatasan dengan Malaysia. Sejumlah korban orang dewasa, termasuk enam petugas ronda perbatasan, yang melakukan perjalanan naik motor, kata polisi, dengan menambahkan bahwa bom itu diledakkan dari jarak jauh. Serangan itu mengahiri satu hari kekerasan di Yala, tempat sedikit-dikitnya enam orang tewas dalam sejumlah serangan terpisah oleh tersangka gerilyawan. Seorang pria Muslim ditembak mati hari Sabtu, sementara gerilyawan menyerang sebuah sepeda motor padaJumat malam dan menembak mati seorang ayah Muslim dan dua anaknya, satu anak perempuan kecil berusia 11 tahun dan satu anak laki-laki berusia tujuh tahun. Seorang pria Muslim dilukai hingga tewas oleh gerilyawan di depan umum di sebuah pasar di Yala hari Jumat dan polisi menemukan mayat seorang pria lain di sebuah sungai di propinsi itu, juga yang diduga korban perlawanan selama tiga tahun di Thailand. Kunjungan Sekjen OKI Propinsi itu pada suatu saat merupakan kesultanan swatantra, hingga dicaplok Thailand seabad lalu. Perlawanan untuk pemisahan diri meletus secara berkala sejak itu. Pemerintah dukungan tentara, yang berkuasa setelah kudeta September, melakukan upaya membangun perdamaian dalam usaha meredakan kekacauan itu, tapi kekerasan meningkat dalam enam bulan terahir. Keputusan pemerintah Thailand memberi ampunan kepada "semua yang terlibat kekerasan" di wilayah paling selatan itu hari Rabu disambut perhimpunan Islam. Perdana Menteri Thailand, Surayud Chulanont, Selasa, sepakat memberi ampunan itu dengan memaklumkan keinginannya tersebut kepada Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI), Ekmeleddin Ihsanoglu, yang berkunjung ke negaranya hari Selasa. Usul ampunan itu akan diajukan ke parlemen untuk disahkan menjadi undang-undang, kata menteri luar negeri Thailand. Langkah tersebut disambut Ihsanoglu dan pemimpin Islam di Thailand. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007