Muara Teweh (ANTARA News) - Pelaksaan ujian sekolah tahun ajaran 2006/2007 pada sejumlah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kabupaten Barito Utara (Barut) Kalimantan Tengah terancam terganggu akibat banjir yang masih melanda daerah itu. Kepala SMPN 3 Kelurahan Jambu, Irwansyah SPd, di Muara Teweh, Minggu, mengakui bahwa pihaknya mengkhawatirkan pelaksanaan US terutama ujian praktek akan terganggu karena banjir. Banjir akibat meluapnya sungai Barito dalam empat hari terakhir menyebabkan hampir semua rumah penduduk di kelurahan Jambu terendam banjir termasuk SMPN 3 serta sejumlah SD lainnya. "Halaman sekolah kami sudah terendam banjir dan kalau air terus naik maka ruang kelas juga terendam air, padahal Senin (7/5) besok kami mulai menggelar ujian praktek," katanya. Ujian praktek yang dilaksanakan di sekolah tersebut berlangsung selama empat hari dengan mata pelajaran Agama, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, muatan lokal (bahasa daerah). Sedangkan, kegiatan ujian yang akan mengambil tempat di luar kelas seperti olahraga kesehatan dan tradisional seperti bagasing, balogo, tarik tambang dan sumpit. Untuk kegiatan olahraga tidak ada masalah meski biasanya dilaksanakan di halaman sekolah, terpaksa mengambil tempat pinggiran jalan negara Muara Teweh - Batas Kalimantan Timur. "Kami juga bingung karena kegiatan US di dalam kelas tidak maksimla sebab ruangan yang tidak terkena banjir hanya empat unit sedangkan laboratorium IPA terendam banjir," katanya. SMPN 3 Muara Teweh itu salah satu penyelenggara ujian nasional (UN) dan US yang diikuti 91 orang dari sekolah itu sendiri sebanyak 45 orang, kemudian dari SMP swasta di desa terdekat yakni SMP PGRI Malawaken ada 20 orang serta SMP PGRI Sabuh dan SMP PGRI Hajak masing-masing 13 orang pelajar. Bahkan, sejumlah para guru dan pelajar dari desa terdekat saat ini mengalami kesulitan untuk menuju kelurahan Jambu karena desa mereka juga terendam banjir. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007