Jakarta (ANTARA News) - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menyita sembilan rekening milik PT Wahana Bersama Globalindo (WBG) terkait penipuan ribuan nasabah sebesar Rp1,4 trilun. Namun, ternyata, saldo semua rekening itu sangat kecil dibandingkan dengan jumlah uang yang telah dihimpun dari para nasabah karena hanya bersaldo kurang dari satu juta rupiah, kata penyidik kasus ini, AKBP Tornagogo Sihombing di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, rekening yang disita itu berada di beberapa bank diantaranya di BCA, Citibank, Mandiri dan BII. Menurut dia, penyitaan rekening itu merupakan bagian dari upaya penyitaan asset milik PT WBG. Polisi telah menyita beberapa asset diantaranya kantor, aneka peralatan kantor dan kendaraan sebagai barang bukti. "Kami belum dapat menaksir nilai asset yang telah disita sebab penyelidikan masih terus berlangsung," katanya. Selain terus mencari aset-aset PT WBG, katanya, polisi juga akan memburu pemilik PT WBG yang tinggal di Hongkong sebab PT WBG berafiliasi dengan perusahaan yang ada di Hongkong. "Selain kerja sama dengan kepolisian Hongkong, polisi juga telah mengirimkan red notice (nota intelijen) ke Interpol," katanya. Polisi telah menahan tiga bos PT WBG sebegai tersangka yakni Kas (48), PL (34) dan GR (41). Para tersangka ini ditangkap karena menghimpun dana dari masyarakat tanpa izin sejak tahun 1997 hingga 2007 di Jakarta. Di Jakarta saja, PT WBG telah menggaet 4.070 orang dengan jumlah dana USD 143,667,144 atau sekitar Rp1,4 triliun. PT WBG selama ini menginduk kepada Dressel Investment Limited yang berkedudukan di Hongkong. Perusahaan ini menerbitkan portfolio dalam dua bentuk yakni Sportmas dengan nilai minimum USD 5,000 dengan janji keuntungan 24 persen per tahun dan GMP (Global Markets Portfolio) dengan nilai minimum USD 10,000 dengan janji keuntungan 28 persen per tahun.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007