Jakarta (ANTARA News) - Pangsa pasar produk ekspor Indonesia di dunia yang sebelum krisis ekonomi 1997 mencapai 0,9 persen dari total ekspor dunia hingga kini belum pulih kembali. "Pangsa pasar kita masih sekitar 0,8 persen, tapi kita masih lebih tinggi dari Vietnam dan lebih rendah dari Malaysia dan China. Intinya sejak sebelum krisis `share`nya tidak terlalu berubah," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Jakarta, Rabu. Sementara itu, katanya, China pangsa pasarnya meningkat dari 2 persen menjadi 4 persen. Untuk meraih kembali pangsa pasar yang hampir satu persen itu, lanjut Mendag, setiap sektor harus ditingkatkan kinerja ekspornya. Ia mencontohkan, minyak kelapa sawit yang produksinya akan melampaui Malaysia diharapkan juga meningkat ekspornya. "Untuk produk lain, masih ada kesempatan (peningkatan ekspor) misalnya garmen dan sepatu," ujarnya. Peningkatan ekspor hingga mencapai pangsa pasar satu persen itu, menurut Mendag harus didorong oleh investasi baru dan ekspansi dari investasi yang ada. Kinerja ekspor komoditi primer seperti minyak kelapa sawit, kopi, udang dan kakao dapat ditingkatkan bila memenuhi syarat teknis dan standar kesehatan yang berkembang di AS dan Uni Eropa. "Yang agak ketinggalan itu sektor otomotif dan elektronik terutama komponennya. Memang kita tidak masuk dalam jaringan produksi pasar dunia, dan paling banyak dikembangkan di Jepang, Korea dan AS," tambahnya. Untuk bisa masuk dalam jaringan produksi produk elektronik dan otomotif, lanjut Mendag, adalah masuknya investasi dan pembangunan infrastruktur yang mendukungnya. "Kita perlu mengatasi kendala infrastruktur dan logistik agar kita bisa mengantar barang tepat waktu dan efisien," jelasnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007