Nablus, Tepi Barat (ANTARA News) - Seorang wanita hamil Palestina kehilangan bayinya pada Kamis sesudah ditembak tentara Israel selama serangan ke perkampungan pengungsi Tepi Barat. Satu peluru bersarang di kepala janin berumur tujuh bulan Maha Qatuni selama bakutembak antara tentara Israel dan kelompok bersenjata Palestina di perkampungan pengungsi Ein Beit Ilman di kota Nablus, kata suaminya dan dokter seperti dilaporkan AFP dan Reuters. Raaft Qatuni menyatakan istrinya di rumah ketika terluka. Perut wanita itu tertembak dan pecahan peluru menembus kepala janin tersebut serta tewas di rahim ibunya. Warga perkampungan pengungsi Ain Beit Alma di kota Nablus menyatakan wanita berusia 30 tahun itu ditembak dan dilukai tentara Israel, yang menembaki pejuang penyerang mereka dengan peledak. Sumber keamanan dan kesehatan Palestina memastikan Qatuni, ibu tiga anak, kehilangan bayinya akibat tertembak peluru Israel. Dokter di rumahsakit Nablus menyatakan Qatuni, dalam bulan kedelapan kehamilannya, kehilangan bayinya, tapi dalam keadaan tenang. Satu dokter menunjukkan jasad janin itu kepada awak televisi kantor berita Inggris Reuters. Saat ditanya tentang kejadian itu, wanita jurubicara tentara Israel di Telaviv menyatakan memeriksa laporan mengenai wanita luka itu. Ia menyatakan satu tentara luka akibat pertempuran tersebut. Jurubicara lain tentara memastikan bakutembak antara pasukan Israel dan kelompok bersenjata Palestina. Sumber Palestina menyatakan seorang anak laki-laki berumur 16 tahun juga terluka akibat serangan itu dan empat orang Palestina ditangkap dalam gerakan lain di Nablus. "Granat buatan dilemparkan ke kelompok tentara, yang bergerak di daerah itu semalam. Tentara itu mengetahui pejuang menembaki mereka dan mereka membalas...dan tahu melukai dua di antara mereka," kata jurubicara itu. Tentara Israel sering melancarkan gerakan untuk menahan pejuang Palestina di Tepi Barat, yang dikatakannya terlibat dalam serangan terhadap Israel atau merencanakannya. Kekejaman tentara Israel hari Minggu diungkap kelompok hak asasi manusia berhaluan kiri B`Tselem. Anggota keamanan Israel melakukan tindakan kejam dan penyiksaan berkala terhadap tahanan Palestina, meski putusan pengadilan tinggi melarang ulah semacam itu, kata laporan itu. Laporan didasarkan atas pada kesaksian 73 tahanan antara Juli 2005 dan Maret 2006 itu menyatakan 68 persen dari kelompok itu mengatakan dikucilkan sepenuhnya atau hampir sepenuhnya dari dunia luar. Sejumlah 64 persen mengatakan ditahan di ruang tersendiri dan berada dalam kegelapan dan 54 persen menyatakan kurang tidur. Hampir semua yang diwawancarai dalam laporan itu mengatakan diborgol dalam keadaan menyakitkan dan 73 persen menyatakan dicaci-maki dan dihina. Sekitar 49 persen dari tahanan itu dipukuli, kata laporan itu, dan duapertiga dari mereka menyatakan menderita setidak-tidaknya satu luka jasmani. "Bisa dikatakan bahwa pemeriksaan berkala mencakup pelanggaran hak asasi tahanan dan penggunaan langkah untuk mematahkan semangat mereka dan mengorek keterangan dari mereka, yang bertentangan dengan yang ditetapkan Mahkamah Agung sebagai pemeriksaan adil dan beralasan," kata laporan tersebut. Kementerian Kehakiman Israel menanggapi berita tersebut dengan menyatakan laporan B`Tselem itu didasarkan atas "contoh tidak mewakili", yang juga "dipilih secara tendensius dalam cara menyimpangkan kenyataan".(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007