Jakarta (ANTARA News) - Partisipasi KJRI Karachi pada pameran ritel My Karachi 2017 sejak 7 – 9 April 2017 berhasil menghasilkan kesepakatan dagang batu bara sebanyak 50.000 ton antara PT Wira Yudha diwakili oleh Herfyan S. Danal dengan Techno World Instrument Service diwakili oleh Syed Imran Hamid.

“Tentu saja kami ikut berbahagia karena kedua pihak berhasil meraih kesepakatan untuk merealisasikan perdagangan batu bara. Menurut mereka pengiriman perdana batu bara sebanyak 50.000 ton akan dilakukan dalam waktu dekat”, ujar Dempo Awang Yuddie, Konsul Jenderal RI Karachi dalam siaran pers.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor batu bara Indonesia banyak ditujukan pada Jepang, Republik Korea, Filipina, Thailand, Malaysia, India, Amerika Serikat, Belanda, Italia dan Spanyol. 


Pakistan belum masuk negara utama tujuan ekspor batu bara Indonesia meski peluangnya cukup besar karena kebijakan energi nasional dan industri setempat khususnya industri semen sangat membutuhkan batu bara, imbuh Dempo Awang Yuddie.

Batu bara Indonesia yang tergolong dalam Kode HS 2701 memiliki nilai ekspor ke Pakistan sebesar 89 juta dolar AS pada 2014 dan 97 juta dolar AS pada 2015. 

Dengan adanya realisasi ini, diharapkan nilai ekspor batu bara Indonesia ke Pakistan dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

Teknologi industri semen di Pakistan saat ini membutuhkan batu bara berkalori tinggi (6000 GCV/Gross Caloric Value ke atas). 



PT Wira Yudha memiliki batu bara yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Dengan seiring perkembangan teknologi yang terjadi pada industri semen di Pakistan dalam lima tahun ke depan, ada peluang batu bara dengan GCV rendah dari Indonesia akan semakin banyak memasuki pasar Pakistan.

Pakistan juga butuh batu bara demi pembangkit tenaga listrik sebagai alternatif terbatasnya persediaan air untuk pembangkit listrik. Dengan kesepakatan ini, diharapkan eksportir batu bara Indonesia dapat meningkatkan penetrasi ke Pakistan.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017