Jakarta (ANTARA News) - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Siswono Yudohusodo, memperkirakan target penambahan produksi padi 2 juta ton tahun ini tidak bisa tercapai mengingat masa panen besar sudah lewat. "Dengan telah lewatnya panen rendengan (awal tahun) yang merupakan 60 persen dari produksi nasional kita serta tanam gadu yang sudah mulai, saya khawatir proyek ini tidak berhasil," katanya usai berbicara dalam diskusi panel "Manajemen dan Integritas" untuk memperingati ulang tahun ke-40 Lembaga Manajemen PPM, di Jakarta, Kamis. Apalagi, sambungnya, proyek peningkatan produksi padi sebanyak 6 persen dari panen nasional itu, bertumpu pada penggunaan benih hibrida dan perbaikan irigasi. "Benih itu tidak bisa diganti begitu saja karena punya karakteristik yang berbeda dengan benih yang biasa," ujarnya. Pola pengadaan benih melalui penunjukkan langsung, lanjut dia, juga akan memunculkan masalah bagi dinas-dinas di daerah. "Mereka tidak berani untuk lakukan itu, takut dipanggil jaksa," tambahnya. Meski demikian, Siswono optimistis jika proyek peningkatan produksi padi sebanyak juta ton itu ditujukan untuk produksi tahun 2008 akan lebih realistis. "Saya kira masih ada waktu menjelang musim panen rendengan 2007-2008 nanti. Untuk tahun ini sulit sekali terealisir," tegasnya. Meski panen rendengan hampir lewat dan penyerapan gabah petani oleg Bulog baru sekitar 400ribu ton setara beras, Siswono menilai Perum Bulog masih dapat mencapai target pengadaan beras sebanyak 1,5 juta ton tahun ini. Untuk itu, ia mengusulkan aturan kualitas gabah petani yang dapat dibeli Bulog seharusnya dibuat fleksibel agar penyerapannya dapat dilakukan secara maksimal. "Seharusnya bisa saja diatur, saat panen rendengan kadar air boleh 15 persen sedangkan saat panen gadu harus 12 persen. Kan bisa diatur itu. Jangan disamaratakan kemarau sama musim hujan," tuturnya. Siswono mengingatkan pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya perubahan cuaca seperti tahun lalu yang menyebabkan kekurangan stok beras pada Februari tahun berikutnya (2007). "Dengan ketidakpastian musim ini, kita perlu tahu persis apakah tahun depan musim bergeser lagi atau tidak, itu masalah besar," ujarnya. Menurut Siswono, Indonesia tidak akan kekurangan beras hingga Agustus, namun ia lebih khawatir Desember yang kekurangan beras. Jika pemerintah akhirnya memutuskan impor untuk memastikan stok dalam keadaan aman, maka akan dapat dipahami kalau Bulog maksimal dalam membeli gabah petani. "Yang penting, Bulog itu harus beli gabah petani pada waktu panen raya, yang jadi masalah kalau Bulog tidak membeli cukup banyak dan bulan Juli bilang stok habis, jelas saja begitu kalau saat panen tidak membeli banyak. Kalau itu dijadikan alasan untuk mengimpor itu yang dinilai petani tidak adil," tegasnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007