Nganjuk (ANTARA News) - Tim SAR gabungan TNI, relawan, mulai menurunkan alat berat berupa ekskavator untuk mengevakuasi korban tanah longsor di Desa Kepel, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

"Saat ini mobilisasi alat berat ekskavator ke titik lokasi longsor dan direncanakan 5-6 ekskavator. Yang sudah siap ada empat," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Kediri Agus Irianto di Nganjuk, Selasa.

Ia mengatakan, ekskavator yang diturunkan itu yang kecil. Hal itu menyesuaikan dengan situasi, sebab medan yang akan ditempuh cukup sulit.

Ia juga menambahkan, ekskavator itu saat ini sudah berada di beberapa titik. Namun, menuju ke lokasi tanah longsor juga memerlukan waktu, sehingga diupayakan akan lewat jalan raya guna memudahkan ke lokasi.

Lokasi jalur yang dilewati, kata dia, melalui Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, jalur menuju tanah longsor. Pemkab juga berharap, alat berat yang diturunkan akan lebih banyak lagi, sehingga bisa mempercepat proses evakuasi.

Baca juga: (Pencarian korban longsor Nganjuk difokuskan satu titik)

Baca juga: (Saksi tak dengar suara gemuruh saat longsor Nganjuk)

Baca juga: (70 keluarga terdampak longsor Nganjuk diungsikan)

Agus juga mengatakan, dalam proses evakuasi ini melibatkan ratusan relawan gabungan Tim SAR. Namun, untuk personel yang diturunkan ke lokasi tanah longsor, masih menunggu instruksi lebih lanjut dari Komandan Kodim 0810 Nganjuk Letkol Arhanud (Arh) Sri Rusyono.

Selain medan yang sulit, titik tanah longsor juga semakin dalam. Saat ini, ketinggiannya sudah sekitar 40 meter, sehingga petugas pun juga harus berupaya keras untuk evakuasi.

Ia berharap, dalam pencarian ini bisa berjalan dengan lancar. Saat ini, cuaca cukup cerah, sehingga diharapkan bisa membuahkan hasil dan korban bisa secepatnya ditemukan.

"Kami menunggu petunjuk Komandan Kodim, namun untuk personel siaga. Hari ini Nganjuk cerah, semoga ini akan membantu proses mobilisasi dan kami berharap tidak hujan," ujarnya.

Musibah tanah longsor terjadi di Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Minggu (9/4). Akibat musibah itu, lima orang tertimbun, dan hingga kini belum ditemukan.

Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko/ Asmaul Chusna
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2017