Jakarta (ANTARA News) - Ingatan Kolektif Manusia (Memory of the World) atas warisan budaya terdokumenter perlu disosialisasikan agar menjadi bukti sejarah, kata Kepala Perpustakaan Nasional RI (PNRI) Dady P Rachmananta. "Warisan budaya dapat berupa pemikiran atau penemuan baru saat itu dan segal peninggalan yang bermanfaat bagi peradaban," katanya di Jakarta, kemarin. Ketika Berbicara pada Workshop "Memory of the World", Dady mengatakan, warisan budaya Indonesia mempunyai makna historis, estetika dan spiritual. "Sayangnya, keberadaannya terancam punah karena faktor lingkunagn seperti kelembaban dan suhu tinggi, serta faktor manusia seperti salah urus dan ketidakpedulian," katanya. Faktor bencana juga menjadi pemusnah utama warisan budaya dokumenter yang berbentuk seperti naskah, benda bersejarah, foto dan film. Menurut Dady, saat ini banyak koleksi warisan budaya Indonesia yang tersebar dan tersimpan di perpustakaan, arsip, museum dan bahkan koleksi pribadi. "Belajar dari bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini, semua pihak perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya dokumenter melalui upaya melestarikan dan membuka akses bagi publik untuk menghormati hukum dan etika," ujarnya. Karena itu, untuk koleksi yang penting perlu dilakukan regestrasi nominasi Indonesia untuk kolektif dunia sehingga mendukung program UNESCO. Dady berharap, dengan membuka akses publik yang luas, generasi mendatang akan bangkit sebagai bangsa yang lebih menghargai warisan budaya dan memperoleh manfaat sebagi bekal meneruskan pembangunan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007