Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perhubungan (Dephub) berniat mengalihkan jalur Kereta Api (KA) bandara yang semula dari Stasiun Duri-Kalideres-Bandara menjadi Stasiun Duri-Angke-Bandara. "Perubahan ini karena pembebasan lahan yang berlarut-larut," kata Dirjen Perkeretaapian, Dephub, Soemino Ekosaputro kepada pers di Jakarta, Jumat. Namun, perubahan rute tersebut berimplikasi pada pembekakan biaya dari Rp1,2 triliun menjadi Rp1,5 triliun. Soemino menjelaskan setelah Stasiun Kalideres memang banyak pemukiman padat sehingga pembebasan lahan berlarut-larut karena negosiasi yang alot. Sedangkan pada jalur baru, sebagian besar lahan dibebaskan adalah rawa. "Nantinya, dari Angke jalur kereta akan sejajar dengan tol dalam kota dan tol Sedyatmo. Jaraknya sekitar 10-12 meter dari tol bandara," katanya. Dia menjelaskan, hal ini sudah dibahas dalam pertemuan pihak terkait, yakin Ditjen Perkeretaapian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan PT RaiLink sebagai pelaksana proyek. PT RaiLink merupakan konsorsium antara PT KA (60 persen) dan PT Angkasa Pura II (40 persen). Sementara itu, menurut Sekretaris Ditjen Perkeretaapian Dephub, Nugroho Indrio, Pemprov DKI sudah menjamin perubahan jalur tidak mempengaruhi tata ruang yang ada. Hanya saja, Indrio mengingatkan, perubahan itu mengubah perkiraan alokasi anggaran pembangunan akan membengkak menjadi Rp1,5 triliun dari perkiraan sebelumnya yang Rp1,2 triliun. Padahal, dalam rencana awal tahun 2004, perhitungan dana pembangunan tidak sampai Rp900 miliar. "Pembengkakan terjadi karena sarana dan prasarana baru perkeretaapian yang harus dibangun sepanjang 20 km," katanya. Sementara, jika tetap dengan jalur semula, hanya membangun rel baru sepanjang 9,3 km dari Kalideres hingga Bandara Soekarno-Hatta. KA Bandara direncanakan beroperasi pada 2009, penumpang yang diangkut ditargetkan mencapai 9 juta penumpang per tahun, setara dengan 30 persen jumlah penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta saat ini.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007