Warsawa (ANTARA News) - Sebagian besar rakyat Polandia menentang rencana pemerintah memindahkan tugu masa Uni Soviet, kata jajak pendapat terbitan Jumat oleh harian konservatif "Rzeczpospolita". Hanya 30 persen dari petanggap mendukung pemindahan tanda peringatan bagi Tentara Merah dari jalan di Polandia, dengan 60 persen mengungkapkan pendapat bahwa tugu itu sebaiknya tetap di tempatnya. Petanggap tua, yang secara khusus terkait ke masa perang atau angkatan langsung pasca-perang, bersikeras bahwa tugu peringatan bagi tentara Soviet sebaiknya tetap di tempatnya, kata koran itu. "Mereka orang sederhana, bukan komisaris politik," kata satu penduduk Warsawa. Sementara itu, anggota parlemen dari kubu lawan, Tadeusz Iwinski dari partai Kiri Demokrat (SLD), menyatakan hasil jajak pendapat itu membuktikan bahwa rakyat Polandia ditentukan menentang rekayasa sejarah. Pemerintah konservatif nasional Perdana Menteri Jaroslaw Kaczynski menyiapkan rancangan undang-undang tentang tanda peringatan bangsa, yang mengatur pemindahan lambang apa pun dari masa Nazi atau Uni Soviet dan pengubahan nama jalan tertentu. Rancanga undang-unadang itu diperkirakan muncul di parlemen Polandia sebelum ahir Mei. Rusia memrotes rancangan usulan undang-undang itu, dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara tentang upaya "menulis ulang sejarah". Perdana Menteri Polandia Jaroslaw Kaczynski hari Selasa membela rencana penyingkiran tugu peringatan masa Soviet di Polandia merupakan "urusan dalam negeri" dan mengecam kementerian luar negeri Rusia, yang berusaha ikut campur. Tak seorang pun berhak mencampuri masalah nama jalan dan tugu peringatan di alun-alun Polandia, katanya di radio Polandia. Kementerian kebudayaan Polandia sedang menyiapkan rancangan hukum tentang tugu peringatan, yang mengatur penyingkiran lambang apa pun dari zaman Nazi atau Soviet. Makam tentara Soviet di tanah Polandia tidak akan terpengaruh, demikian DPA.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007