Yogyakarta (ANTARA News) - Pernyataan mantan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra serta Menkum dan HAM Hamid Awaludin yang cenderung "memrotes" media massa soal pemberitaan mereka terkait pencairan uang milik Tommy Soeharto menandakan pejabat negara tersebut belum dewasa. "Sikap itu menunjukkan ketidakdewasaan mereka menghadapi demokratitasi media massa," kata Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Phil Hermin Indah, di Yogyakarta, Jumat. Sebelumnya Yusril dan Hamid dalam wawancara dengan sejumlah stasiun televisi mengeritik media massa karena tidak berimbang dan sengaja menggiring pembentukan opini yang merugikan disamping suka "memelintir" pernyataan mereka. Namun menurut Hermin Indah sikap tersebut merupakan reaksi berlebihan dari pejabat yang tidak siap diberhentikan dari jabatannya. Ia mengatakan Yusril dan Hamid seharusnya bisa bersikap lebih arif dan menunjukkan kebesaran hati mereka di depan publik. Dalam era demokrasi, kata dia, media dituntut untuk memerankan salah satu fungsinya sebagai alat kontrol terhadap agen pemerintah, yaitu melalui transparansi penilaian kinerja pejabat negara. "Sejauh ini apa yang dilakukan media masih dalam tahap wajar dengan mengedepankan arah tampilan yang kritis dan bertanggung jawab," katanya. Kecuali, kata Hermin, bila kemudian komunikasi politik yang dilakukan pejabat dieksploitasi dalam konteks "jurnalisme kuning" seperti apa yang terjadi di negara barat untuk menjatuhkan lawan-lawan politiknya. "Selama perhatian media masih tertuju pada kualitas seorang aktor politik dalam menjalankan tugasnya, hal itu tidak perlu dipermasalahkan," kata dia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007