Lebak (ANTARA News) - Masyarakat Suku Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, meminta aparat kepolisian setempat agar menindak-tegas para pelaku pembalakan kayu liar yang merusak hutan lindung di Kawasan Baduy, karena aksinya itu sudah tidak terkendali lagi. "Saya minta polisi menindak para pelaku perusak hutan khususnya di Desa Hariang dan Cilebang, Kecamatan Sobang. Polisi belum serius menindakknya, karena tahun lalu dua orang pelaku illegal logging tidak diproses secara hukum," kata Kades Kanekes Dainah di Rangkasbitung, Minggu. Ia menyebutkan, sekitar 500 hektare hutan lindung di Kawasan Baduy, tepatnya di perbatasan Blok Nyalindung, Desa Cilebang dan Desa Hariang, kini sudah kritis karena adanya kegiatan illegal logging. Kegiatan mereka, ujarnya, hingga saat ini masih berlangsung sehingga perlu adanya penertiban dan penegakan hukum. "Jika mereka tidak ditindak secara hukum, kemungkinan satu tahun lagi kawasan hutan lindung di Baduy gundul dan berpotensi terjadi bencana alam," katanya. Akibat bebasnya pelaku illegal logging, menurut dia, sekarang kawasan hutan lindung di Baduy sudah tidak ditemukan lagi pepohonan hutan seperti Caringin, Leles dan Rasamala, Mahoni dan tanaman hutan lainnya, padahal tanaman itu sangat melindungi kelestarian alam dan hutan. Oleh sebab itu, pihaknya berharap kerusakaan hutan dan alam tersebut dapat diperbaiki lagi melalui program rehabilitasi penghijauan sehingga diharapkan kelestarian hutan terjaga kembali. Ia menjelaskan, areal kawasan hutan Baduy sekitar 5.000 hektar dengan penduduk 10.000 jiwa, sekitar 3.000 hektar diantaranya adalah kawasan hutan lindung. "Apabila hutan lindung itu gundul maka berdampak terhadap terjadinya musibah bencana alam di sekitar Baduy maupun di daerah Rangkasbitung dan Serang sebagai daerah hilir," ujarnya. Oleh karena itu, pihaknya meminta aparat kepolisian agar segera menindak para pelaku pembalakan hutan sampai diproses secara hukum ke pengadilan. Selama ini belum ada pelaku illegal logging yang di proses secara hukum bahkan sam

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007