Denpasar (ANTARA News) - Yayasan Arti Denpasar mengundang Mayumi Ishino, seorang seniman Jepang yang menekuni bahasa tubuh (performing art) untuk mengadakan diskusi dan tukar-menukar pengalaman guna memperkaya wawasan dalam menghasilkan garapan bidang olah tabuh dan tari. "Dalam kunjungan beberapa hari di Bali Mayumi Ishino sempat mengadakan diskusi dengan sejumlah seniman kita," kata Ketua Yayasan Arti Denpasar I Kadek Suardana di Denpasar, Minggu. Ia berharap, diskusi dan tukar-menukar informasi dengan seniman asing itu dapat meningkatkan mutu dan hasil garapan seniman Bali, meningat Mayumi Ishino, wanita kelahiran Jepang yang menimba ilmu dalam bidang seni di New York, Amerika Serikat, memiliki banyak pengalaman dalam bidang pentas di panggung-panggung bertaraf internasional. Mayumi Ishino menceritakan pengalamannya di hadapan seniman yang bernaung di bawah Yayasan Arti, bahwa seni bahasa tubuh pernah mengalami puncak kejayaan sekitar era 1960-1970 an. Di negara-negara Eropa saat itu seni bahasa tubuh digunakan sebagai media untuk mengritisi tingkah masyarakat yang berlebihan atau melakukan kritik terhadap pemerintah, namun tetap mengandung unsur seni di dalamnya. Indonesia yang mewarisi kekayaan seni budaya sangat memungkinkan untuk melahirkan seniman-seniman andal dalam bidang bahasa tubuh. Di balik potensi konflik cukup mudah mencari gagasan tentang seni bahasa tubuh. Gagasan dalam mengembangkan bahasa tubuh itu dapat muncul dari mana saja, termasuk dari konflik dalam rumah tangga, kata Mayumi Ishiro. Bahasa tubuh menurut wanita berusia 35 tahun itu merupakan media melampiaskan uneg-unug yang ada dalam pikiran dan melepaskan beban yang membelenggu. Dengan demikian karya seni yang dihasilkan mempunyai kebebasan. Yayasan Arti Denpasar spontanitas merespon seni bahasa tubuh yang ditekuni Mayumi Ishino dengan melakukan latihan kreatifitas. "MUdah-mudahan kehadiran Mayumi Ishino dapat memperkaya dan meningkatkan wawasan seniman Bali untuk menghasilkan karya-karya yang lebih be

Pewarta: priya
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007