Jakarta (ANTARA News) - Presiden Jokowi bercerita dirinya pernah tinggal di rumah kontrakan hingga Ahok yang ingin seriusi "Ahok Show" usai masa jabatan berakhir adalah beberapa berita kemarin yang masih layak dibaca, berikut rangkumannya:



Presiden Joko Widodo saat meresmikan pembangunan rumah sederhana di Desa Sukakarya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menceritakan kepada warga bahwa dirinya dahulu juga pernah mengontrak rumah.

"Saya dulu sembilan tahun ngontrak, baru bisa beli rumah. Jadi Alhamdulillah kalau ini bisa dirasakan dan bisa dicicil dengan baik," kata Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan rumah sederhana untuk masyarakat di perumahan Villa Kencana Cikarang pada Kamis sore.



Aktivis sosial Cak Budi menuai kontroversi ketika membeli mobil Fortuner dari sebagian hasil penggalangan dana untuk menolong sesama.

Mengapa ia harus memilih mobil Toyota Fortuner, yang sudah ia jual lagi senilai Rp400 juta, untuk operasional? Mengapa bukan mobil tipe lain yang harganya lebih murah?



Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku ingin menjadi pembicara setelah habis masa jabatannya pada Oktober 2017. 

"Saya sudah putuskan, selesai ini (habis masa jabatan gubernur), saya akan jadi pembicara saja," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis. 

Pria yang lebih akrab disapa Ahok sehari-hari itu juga mengaku tidak ingin lagi bergabung dengan partai politik, tidak ingin jadi menteri atau apapun. 




Pencarian tentang konten kuliner di Google Search mengalami peningkatan selama bulan Ramadhan 2016 lalu, naik 23 persen dibandingkan bulan biasa.

"Misalnya, resep baru, kue lebaran," kata Analis Industri Google Indonesia Ariani Dwijayanti saat pemaparan di Jakarta, Kamis.

Pencarian paling banyak, meningkat hingga 16 kali, berkaitan dengan sahur di jalan (sahur on the road), pasar ramadhan, buka puasa bersama dan menunggu waktu berbuka alias ngabuburit.





Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir keberatan saat ditanya bagaimana cara meningkatkan studi sel punca (stem cell) di Indonesia agar tidak kalah dengan negara lain. 

"(Pengembangan) Stem cell di Indonesia tidak kalah dengan negara lain, bahkan dianggap bergengsi oleh negara lain," kata Nasir menjawab pertanyaan Antara saat berada di Stem Cell Research and Development Center di Universitas Airlangga (UNAIR), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (28/4). 

Persoalan yang dihadapi para peneliti sel punca di Indonesia, menurut dia, hanya belum tersedianya fasilitas laboratorium yang lebih mutakhir yang bisa semakin mendukung pengembangan inovasi pengobatan modern ini.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2017