Dili (ANTARA News) - Buron tentara pemberontak Alfredo Reinado, Senin, menyatakan siap menyerahkan diri kepada pemerintah Timor Timur sesudah ia diputuskan diadili secara adil. Pada Agustus lalu, Reinado melarikan diri bersama 50 narapidana lain dari penjara tempat ia ditahan atas tuduhan terlibat dalam gelombang kekerasan, yang menewaskan 37 orang dan mengusir 150.000 orang dari rumahnya tahun lalu. "Saya melihat dalam perkara Rogerio Lobato, tidak ada campur tangan pemimpin tertentu dalam alur pengadilan dan saya sudah menghubungi pengacara saya dan mengirim surat kepada presiden kami, Xanana Gusmao, untuk menyerah secara damai kepada pengadilan dan mengembalikan senjata kepada yang berwenang," kata Reinado, mantan komandan polisi tentara Timor Timur, kepada kantor berita Inggris Reuters lewat telefon genggam. Pengadilan banding Timor Timur pekan lalu mengukuhkan putusan hukuman 7,5 tahun penjara bagi mentan menteri dalam negeri Lobato untuk perannya dalam gelombang kekerasan tahun lalu. Perdana Menteri Jose Ramos-Horta, yang pekan lalu menang mutlak untuk menjadi presiden baru negara itu, baru-baru ini tampil dengan sikap lebih lunak atas Reinado. Ramos-Horta hari Senin menyatakan hari Jumat bertemu dengan dua uskup untuk membahas penyarahan diri secara damai Reinado, mungkin pekan ini. "Seperti kami berjanji kepadanya dan kepada rakyat Timor Timur bahwa jika ia menyerahka diri, termasuk senjata rampasannya, pemerintah dan negara akan memperlakukan Mayor Alfredo dan rekannya dengan baik dan menghormati martabat mereka sebagai manusia selama masa pengadilan," kata Ramos-Horta kepada wartawan. Mantan mayor tentara itu dituduh menyerang pos polisi dan melarikan 25 senjata otomatik. "Mayor Alfredo sudah mengirim surat kepada Presiden Xanana, yang bunyinya seperti ia bersedia menyerah ke alur pengadilan dan saya menyambut suratnya dan mudah-mudahan ia memenuhi janjinya dalam beberapa hari mendatang," tambah Ramos-Horta. Reinado berhasil mengelak dari sergapan tentara pimpinan Australia pada Maret, yang memicu ribuan pendukungnya berunjukrasa di Dili, ibukota Timor Timur. Secara terpisah, Komisi Pemilihan Nasional dalam temu pers menyatakan kesertaan pemilihan presiden 9 Mei, yang membuat Ramos-Horta mendapat 69 persen suara, ialah 81 persen. Rakyat diberi 24 jam untuk menguji hasil itu di muka pengadilan banding untuk mensahkan mereka, kata Faustino Cardoso Gomes, direktur Komisi Pemilihan Nasional. Ramos-Horta pada tengah April menyatakan menghentikan perburuan atas pemimpin pemberontak, yang dituduh menggerakkan kerusuhan tahun lalu untuk membawanya kembali ke meja perundingan. "Gerakan tentara atas Mayor Reinado harus dihentikan untuk memberi kesempatan jaksa agung, pengacara Reinado dan uskup melanjutkan perundingan," kata Jose Ramos-Horta kepada wartawan. "Presiden hari ini dan besok menemui pihak terlibat untuk menghentikan gerakan tentara," tambahnya. Reinado menjadi masalah abadi bagi pemerintah Timor Timur dan dikatakan memunyai kelompok pengikut bersenjata dan mendapat bantuan dari kaum muda mandiri dan dukungan kelompok suku di bagian barat negara itu. Pemimpin pemberontak Timor Timur itu, yang dikejar pasukan Australia, bersedia berunding jika pengejaran terhadapnya dihentikan, kata pembantunya tengah Maret. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2007