Jakarta (ANTARA News) - Arus desakan dari bawah agar MS Kaban keluar segera dari Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) semakin menguat menjelang pelaksanaan Silaturahmi Nasional dan Rapat Pleno Partai Bulan Bintang (PBB), di Jakarta, Selasa. "Memang ada empat opsi yang ditawarkan, tetapi bagi sebagian besar kawan di partai kami, termasuk saya, beliau harus keluar segera, karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menunjukkan bukti ketidakjujuran terhadap partai kami," tegas salah satu pimpinan Partai Bulan Bintang (PBB), Ali Mocthar Ngabalin, di Jakarta, Selasa. Rapat pleno dan Silaturahmi Nasional yang diikuti seluruh pimpinan wilayah PBB, menurut anggota Komisi I DPR ini, akan memutuskan nasib MS Kaban serta sikap partai terhadap KIB. "Silaturahmi dan rapat pleno dihadiri seluruh pimpinan wilayah. Mereka nantinya diberi kesempatan menyampaikan pandangan dan masukan kepada DPP PBB terkait empat opsi status MS Kaban," jelasnya. Keempat opsi itu, yakni pertama, diminta kepada MS Kaban untuk keluar dari kabinet, dan mengawal pemerintah dari luar. Kedua, tetap jadi menteri, tetapi mendelegasikan atau menyerahkan jabatan ketua umum partai kepada teman yang lain. "Ketiga, membiarkan MS Kaban seperti biasa, yakni Ketua Umum DPP PBB sekaligus Menteri Kehutanan di KIB, lalu kami biasa-biasa saja di parlemen. Kan tidak mungkin kami berteriak-teriak di sana (DPR), lalu ada orang di dalam (KIB)," tegas Ali Mocthar Ngabalin. Ada juga opsi keempat, lanjutnya, yakni berkaitan dengan usul mantan Ketua Umum DPP PBB, Yusril Ihza Mahendra mengenai pelaksana harian ketua umum. "Tetapi itu sangat susah. Satu saja bagi saya, MS Kaban harus keluar (dari KIB). Sebab sekali lagi kami tegaskan, SBY sudah menunjukkan bukti ketidakjujuran terhadap partai. Makanya, MS Kaban harus keluar dan pimpin partai secara langsung, lalu berikhtiar agar jangan dicederai lagi seperti kasus bang Yusril Ihza Mahendra," tandasnya. Ali Mocthar Ngabalin terkesan masih belum mampu menyembunyikan kekecewaan dan rasa gusarnya atas pencopotan Yusril Ihza Mahendra dari jabatannya sebagai Menteri Sekretaris Negara, tanpa alasan rasional. "Sekali orang berkhianat, akan terus begitu," kata Ali Mocthar Ngabalin dengan nada lebih keras lagi. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007