Beijing (ANTARA News) - Beijing merupakan surga bagi para "penggila" sepeda. Pemandangan kota dengan luas 16 ribu kilometer persegi itu, sungguh asyik dinikmati sambil mengayuh si "roda angin". Pengendara sepeda bisa dengan leluasa menjelajah seluruh penjuru kota metropolis itu, dari lorong bangunan hingga jalan raya. Hampir seluruh jalan di Kota Beijing terdapat jalur khusus sepeda, sehingga pengendara tidak perlu khawatir tertabrak kendaraan bermotor. Tata kota Beijing sangat ramah dengan sepeda. Pemerintah setempat selalu menyisakan ruang untuk jalur sepeda. Di jalan Dongzhimen Wai Daijie, Sanlitun, yang merupakan kawasan kedutaan besar sejumlah negara-negara sahabat, jalur khusus sepeda bersanding dengan jalur kendaraan bermotor. Demikian pula di jalan-jalan utama seperti Xi`anmen Dajie, Di`ament Dajie, Dongsi Xidajie, Andingmen Dongdajie, serta Fuchengmen Waidajie, jalur sepeda dibangun di tepi kanan dan kiri dengan baik. Pengendara sepeda di Beijing tidak hanya berasal dari kalangan miskin, tapi juga dilakukan para eksekutif dan pejabat tinggi. Sejak dahulu sepeda merupakan kendaraan tradisional orang China. Setiap pagi, pegawai pemerintah atau swasta dengan stelan jas dan dasi, mengayuh sepeda menuju tempat tugas. Taat Lalu Lintas Sama halnya dengan pengendara kendaraan bermotor, pengendara sepeda di Beijing harus taat berlalu lintas. Untuk mengatur pengendara sepeda, Pemerintah Kota Beijing telah menyediakan petugas semacam polisi, yang mengatur pengendara melewati perlintasan. "Memang di Beijing hakan kewajiban pengendara sepeda sama dengan pengendara kendaraan bermotor. Mereka harus patuh terhadap lalu lintas," kata Xiang, seorang warga Beijing. Menurutnya, saat perekonomian di Beijing belum semaju sekarang, sepeda adalah sarana transportasi yang paling populer dan hampir jalan raya dipenuhi oleh pengendara sepeda. "Tapi sekarang sejalan dengan kemajuan perekonomin dan taraf hidup masyarakat, banyak yang mengalihkan sarana transportasi ke kendaraan bermotor. Tapi banyak juga yang masih mengendarai sepeda," katanya. Berkendara sepeda di Beijing relatif aman. Manula dan wanita pun berkendara sepeda tanpa rasa takut, bahkan pada malam hari. Pada hari libur, para pengendara sepeda kian banyak, terutama di sejumlah obyek wisata di Kota Beijing. Mereka biasanya mengunjungi Lapangan Tiananmen, Kota Terlarang, pusat belanja Ya Show, Kelenteng Surga (Heaven of Tample), Taman Beihan, Kelenteng Fayuan, Kelenteng Confucius, serta Taman Chaoyang. Para pengendara sepeda pun bisa memarkir sepedanya seperti halnya memarkir kendaraan bermotor. Sejumlah tempat parkir menyedikan tempat khusus untuk sepeda. Tempat parkir tersedia, bukan hanya di lokasi obyek wisata, tapi juga pasar tradisional, supermarket, kantor swasta, toko, hingga kantor pusat pemerintahan. Membeli sepeda di Beijing juga tidak sulit, banyak toko sepeda di sejumlah sudut Kota Beijing. Harganya pun tidak menguras kocek, bahkan lebih murah dibanding dengan sepeda di Jakarta, misalnya. Hanya dengan 150 yuan (Rp174 ribu) sepeda China dengan kualitas sedang sudah didapat. Kalau ingin membeli sepeda dengan kualitas lebih baik, harganya bervariasi, antara 200 hingga 1.500 yuan. Merek yang ditawarkan pun sangat banyak dan hampir seluruhnya merupakan sepeda buatan China, seperti Jiuxin, Smei, Xingqi. Ada juga merek dengan nama barat seperti Giant, Bettle, Better, dan Forever. Tapi jangan terkecoh, itu bukan sepeda impor. Sepeda itu buatan China juga, namun dengan kualitas yang sangat baik. Bagi warga yang ingin tetap bersepeda, tapi tak mau capai, di Beijing juga tersedia sepeda listrik. Sepeda listrik itu ramah lingkungan karena sama sekali tidak mengeluarkan asap dan untuk mengendarai sama dengan sepeda motor, yakni cukup putar gas di tangan sebelah kanan maka motor akan jalan dengan sendirinya. Pemakaian sepeda listrik biasanya adalah mereka yang menempuh jarak 60 kilometer. "Lumayan kalau menggunakan sepeda listrik, tidak terlalu capai dan sangat ekonomis untuk berkendara ke kantor pergi-pulang," kata Hadi Hidayat, seorang pegawai KBRI. Harga sepeda listrik lebih mahal dibanding sepeda kayuh, yaitu diatas 1.000 yuan dan bentuknya pun bermacam-macam tinggal dipilih sesuai selera. Animo Tinggi Seorang pedagang sepeda di jalan Gongrentiyuchan, Zhang mengatakan bahwa animo masyarakat untuk membeli sepeda masih cukup tinggi. "Selain warga Beijing, orang asing juga banyak yang membeli sepeda. Mereka (orang asing) tampaknya gemar bersepeda karena memang kondisi jalannya baik," kata Zhang, yang tokonya khusus menjual sepeda merek "Better". Ia mengaku, persaingan untuk menjual sepeda sangat ketat sehingga dirinya tidak berani menjual dengan harga mahal. Meskipun bersepeda di Beijing aman, tapi pengendara perlu berhati-hati jika memarkir sepedanya, sebab kasus kehilangan sepeda di Kota Beijing cukup tinggi. "Saya sudah 12 kali kehilangan sepeda," kata Ye Lauztse. Menurut dia, kalau sudah hilang, sulit mengusutnya, karena umumnya sepeda di Beijing belum teregistrasi. Untuk mengurangi resiko itu, Lauztse menyarankan agar pengendara selalu mengunci roda depan dan belakang. Jika ingin lebih aman, parkirlah sepeda di tempat yang berpenjaga. Di Kota Beijing sudah banyak tersedia tempat parkir sepeda resmi berpenjaga. Pengendara hanya dikutip 5 mou atau sekitar Rp500 saja. "Dijamin sepeda tidak akan hilang karena penjaganya sangat bertanggungjawab," ujarnya.(*)

Oleh Oleh Ahmad Wijaya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007