Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan properti, PT Summarecon Agung Tbk, yang selama ini menggarap proyek real estate di Kelapa Gading dan Summarecon Serpong akan melebarkan sayapnya ke Bekasi dengan lahan sebesar 300 ha. "Pembangunan lahan di Bekasi akan dimulai pada awal tahun 2008 dengan jangka waktu 10 tahun, dengan setiap tahunnya sebanyak 25 ha lahan akan dibuka," kata Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk, Johanes Mardjuki kepada pers usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, mulai membaiknya perekonomian nasional membawa angin segar bagi industri properti untuk segera mempersiapkan diri dalam upaya memenuhi permintaan pasar. Karena itu para pengembang properti berinisiatif untuk membuka lahan demi mencari pasar baru dan mengantisipasi permintaan konsumen, katanya. Di Bekasi, lanjut Johanes Mardjuki, perseroan akan menginvestasikan dananya (investasi awal) sebesar Rp100 miliar untuk membangun infrastruktur seperti jalan raya, saluran dan jembatan. Untuk itulah perseroan akan mempersiapkan dana "capex" ("capital expenditure") 2007 sebesar Rp500 miliar, yang akan diperoleh dari perbankan sebesar Rp200 miliar dan dana internal sebesar Rp300 miliar, ucapnya. Ditanya mengenai obligasi, menurut dia, perseroan melihat situasi pasar saat ini kurang menguntungkan, maka obligasi untuk sementara belum dilakukan. Meski demikian untuk memenuhi kebutuhan dana itu, perseroan mendapat pinjaman dari Bank BCA sebesar Rp350 miliar dengan bunga cukup kompetitif sebesar 11,5 persen ketimbang obligasi dengan bunga yang lebih besar, katanya. Perseroan juga akan terus memperkuat basis pendapatan dengan memperluas Mal Kelapa Gading dan pengembangan baru Summarecon Mal Serpong, ucapnya. Proyek-proyek yang diluncurkan Summarecon sepanjang 2006-2007 khususnya di Kelapa Gading, ia mengatakan tetap menarik bagi masyarakat, meski kawasan tersebut sempat dilanda banjir. Bahkan peluncuran kawasan hunian The Riviera Garden pasca banjir tetap menarik minat para pembeli, tegasnya. Mengenai Summarecon Mal Serpong, menurut dia perseroan menawarkan "trade centre" kepada masyarakat dengan konsep sewa, tidak dijualbelikan, dan tenant yang dibangun sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Meski demikian profit pada tahun 2007 masih belum bisa dikatakan, namun untuk 2008 diperkirakan akan memberikan laba antara Rp40 miliar sampai Rp50 miliar, demikian Johanes Mardjuki.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007