Kota Gaza (ANTARA News)- Para anggota Hamas yang bersenjata menyerang rumah seorang pejabat penting keamanan, Rabu, menewaskan lima pengawalnya, kata seorang jurubicara, sementara aksi kekerasan meningkat di Gaza kendatipun adanya perjanjian gencatan senjata baru. Serangan terhadap rumah Rashid Abu Shbak di daerah pinggiran Kota Gaza dilakukan beberapa jam setelah faksi-faksi bertikai mengumumkan mereka menyetujui gencatan senjata baru untuk mengakhiri kerusuhan paling berdarah di sini selama beberapa bulan. Enambelas orang tewas dalam bentrokan antar faksi, Selasa, hari paling berdarah di sini sejak kelompok Hamas dan gerakan Fatah yang dipimpin oleh Presiden Palestina Mahmud Abbas setuju untuk memperkuat pemerintah persatuan Februari lalu. Para anggota sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine al Qassam, menyerang rumah Shbak dan menewaskan "paling tidak empat pengawalnya," kata jurubicara Fatah Abdel Hakim Awat, yang kemudian menyatakan korban tewas adalah lima orang. Ia mengatakan, pria-pria bersenjata itu juga membakar bagian rumah itu dan menahan sebentar isteri Shbak dan putrinya sebelum meninggalkan lokasi itu. Serangan itu menambah jumlah korban tewas menjadi 29 orang dalam bentrokan antar faksi di sini dalam empat hari, dan terjadi kendatipun gencatan senjata yang mulai berlaku Selasa tengah malam. Seperti halnya dua lainnya gencatan senjata yang diumumkan sejak Sabtu, gencatan senjata terbaru itu tampaknya gagal sementara tembakan dan ledakan melanda Gaza Selasa malam. "Hamas dan Fatah berusaha untuk menerapkan perjanjian yang mulai diberlakukan Selasa tengah malam, serta satu pusat pengawasan bersama," kata dua kelompok itu dalam sebuah pernyataan Selasa. Pernyataan itu mengatakan perjanjian yang dirundingkan para penengah Mesir itu, termasuk penyingkiran barikade dan pembebasan para sandera dari kedua pihak. Segera setelah pengumuman itu seorang penengah Mesir cedera ketika pria-pria bersenjata melepaskan tembakan ke satu konvoi para pemimpin Fatah dan Hamas setelah mereka tidak berhenti di satu barikade, kata sumber-sumber seperti dilansir AFP.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007