Banda Aceh (ANTARA News) - Pemerintah Inggris telah berjanji menambah bantuan dana sebesar 26 juta poundsterling atau atau sekitar Rp442 miliar untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh-Nias selama 2006 hingga 2009. Juru bicara BRR, Mirza Keumala, di Banda Aceh, Jumat, menyatakan komitmen Pemerintah Inggris tersebut disampaikan Kepala BRR, Kuntoro Mangkusubroto, ketika berkunjung ke Inggris beberapa hari lalu yang sekaligus menyampaikan terima kasih masyarakat Aceh-Nias terhadap bantuannya selama ini. Disebutkannya untuk membangun kembali Aceh dan Nias pasca tsunami, Pemerintah Inggris melalui Departmen Pembangunan Internasional DFID) telah memberikan bantuan sebesar tujuh juta poundsterling atau sekitar Rp117 miliar melalui Multi Donor Fund (MDF). Mirza Keumala menyebutkan, Inggris akan terus mendukung proses rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh-Nias hingga 2009 nanti. MDF merupakan trust fund yang mengelola dana dari 15 negara donor termasuk mengelola dan mendisain skema untuk pelaksanaan dari berbagai proyek rekonstruksi yang prioritasnya dibuat oleh pemerintah Indonesia. Selain membantu melalui MDF, kata Mirza, Inggris juga mengucurkan bantuan sebesar 562.000 poundsterling atau sekitar Rp9,5 miliar melalui Transparansi Internasional untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Aceh dalam pemberantasan korupsi, dan upaya mempromosikan pengelolaan yang baik dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh. Disebutkannya dukungan dana sebesar 27 juta poundsterling tersebut juga diberikan Inggris guna membantu serangkaian kegiatan, seperti bantuan teknis Bank Dunia, UNDP, dengan program "Jendela Aceh" yang merupakan bagian dari DFID-supported Decentralisation Support Facility (DSF), dan sejumlah kegiatan lain. Mirza juga mengatakan Pemerintah Inggris juga memberikan dukungan terhadap proses perdamaian melalui Misi Pemantauan Aceh (Aceh Monitoring Mission/AMM). Pemerintah Inggris memuji kemajuan yang telah dicapai dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca tsunami di Aceh. Sementara itu, Wakil Menteri Pembangunan Internasional Gareth Thomas mengatakan apa yang telah dicapai pemerintah Indonesia di Aceh dan Nias sangat mengembirakan dan bisa menjadi pelajaran berharga bagi negara lain. Pernyataan itu disampaikan Thomas saat bertemu Kuntoro di London ketika berkunjung ke Inggris untuk menyampaikan ucapan terima kasih atas nama pemerintah Indonesia dan masyarakat Aceh, yang telah membantu Aceh dan Nias pasca tsunami. Selain bertemu dengan Thomas yang pernah mengunjungi Aceh pasca tsunami, Kuntoro juga diterima oleh Menteri Perdagangan urusan Luar Negeri dan Negara Persemakmuran, Ian McCartney. "Kuntoro dan McCartney juga membicarakan kemungkinan memperluas kerjas ama dalam membagi pengalaman praktis kepada dunia internasional tentang program rehabilitasi dan rekonstruksi, termasuk soal pemberantasan korupsi," kata Mirza Keumala. Ia menambahkan, selain membahas kemajuan yang dicapai dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi, Menteri McCartney dan Kuntoro juga membahas masalah proses reintegrasi. "Menteri McCartney juga menyatakan keinginannya untuk mengunjungi Indonesia dan Aceh, sebagaimana undangan dari Kepala BRR," ujar Mirza. Mirza juga menyatakan, kunjungan Kuntoro ke Eropa mendapat sambutan hangat dari para pejabat negara yang dikunjungi. Kunjungan itu juga sebagai langkah untuk mengingatkan negara donor tentang komitmen mereka untuk membantu Aceh dan Nias. Itu sebabnya, Mirza menilai tidak pada tempatnya jika ada pihak yang menanggapi negatif kunjungan tersebut, apalagi jika disebut sebagai keliling dunia. "Barangkali terlalu berlebihan kalau disebut keliling dunia, padahal yang dikunjungi hanya sebagian Eropa," ujar Mirza. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2007