Bandung (ANTARA News) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bandung mengumumkan bahwa gelombang pasang yang terjadi Pantai Selatan dan Utara Pulau Jawa merupakan fenomena alam biasa yang terjadi akibat akumulasi alun atau hembusan angin yang terjadi di lokasi lain (swell) yang biasa terjadi pada pergantian musim. "Gelombang pasang di Pantai Selatan dan utara adalah fenomena alam biasa, gelombang besar tanpa hembusan angin di sekitar pantai. Sepertinya misterius, namun sebenarnya gelombang itu akibat alun atau 'swell'," kata Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Geofisika Bandung (Jawa Barat), Hendri Subekti, kepada ANTARA News di Bandung, Jumat. Gelombang itu, kata dia, akibat tumbukan angin dengan permukaan air laut di tengah Samudera Hindia yang bergerak dari arah tenggara dengan kecepatan antara 20 hingga 25 knot. Ia menyebutkan, angin tersebut potensi menimbulkan gelombang tinggi di pantai Selatan setinggi 2,5 meter hingga 4 meter. Sedangkan di pantai utara Jawa berketinggian sekitar satu hingga 2,5 meter. "Gelombang pasang seperti ini selalu terjadi setiap tahun saat pergantian musim, ini fenomena alam biasa. Penduduk pantai sudah tahu fenomena seperti ini sehingga bisa memutuskan melaut atau tidak," katanya. Kepala BMG Bandung itu meminta kepada masyarakat di kawasan pantai, nelayan dan wisatawan untuk tetap waspada terhadap fenomena gelombang pasang ini. "Bila masih tinggi, hindari aktifitas di sekitar pantai dan jangan mandi di pantai. Kami minta petugas pantai mengoptimalkan pengawasan," ucapnya. Ia menyebutkan, beberapa hari pihaknya lalu sudah memberikan peringatan agar waspada terhadap gelombang tinggi pada pergantian musim seperti saat ini. Sedangkan tentang kemungkinan perlunya rekomendasi dari BMG untuk para nelayan untuk melaut atau tidak, kara Hendri rata-rata para nelayan sudah punya patokan untuk memutuskan melaut atau tidak. "Bila gelombang masih tinggi sebaiknya tidak melaut, tapi para nelayan punya ukuran dan pengalaman untuk memutuskan melaut atau tidak," katanya. Ia menyebutkan, gelombang pasang yang diakibatkan oleh akumulsi alun atau swell ini berbeda dengan Badai Siklon yang terjadi beberapa waktu lalu yang juga mengakibatkan gelombang tinggi di kawasan Pantai Selatan itu. "Badai siklon itu ada hujannya, sedangkan alun seperti ini tidak karena angin timuran, sedangkan alun hembusannya dari tenggara," kata Hendri Subakti. Terkait lamanya gelombang pasang terjadi, Hendri Subakti menyebutkan kemungkinan akan berlanjut dua hingga tiga hari ke depan. "Biasanya berlangsung beberapa hari, kita lihat saja sampai dua hingga tiga hari ke depan," demikian Hendri Subakti. (*)

Pewarta: bwahy
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007