Semarang (ANTARA News) - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor menegaskan bahwa tanpa Pancasila tidak akan ada Indonesia yang diperjuangkan dan dipertahankan kemerdekaannya dengan perjuangan.

"Pancasila menjadi pedoman hidup di NKRI dalam menjaga keragaman yang disebut sebagai Bhinneka Tunggal Ika," kata Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, di Semarang, Kamis.

Pernyataan itu merupakan penyampaian sikap dari PP GP Ansor dalam merefleksikan Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni.

Gus Tutut, sapaan akrab Yaqut menjelaskan NKRI, salah satunya diperjuangkan oleh masyayih kiai-kiai pendiri Nahdlatul Ulama yang senantiasa mengkampanyekan Islam Nusantara, Islam yang rahmatan lil alamin, dan Islam yang ramah.

"Hari-hari ini, dasar negara, falsafah, dan ideologi negara Indonesia, yaitu Pancasila mendapatkan ancaman terbuka dan tantangan cukup serius dari ideologi transnasional, baik neoliberal maupun Islam radikal," katanya.

Salah satu buktinya, kata dia, rongrongan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang secara nyata menyatakan bahwa Pancasila adalah Thogut dan berusaha mengganti dengan khilafah Islamiyah atau syariat Islam.

Tantangan lainnya, lanjut dia, dari kelompok neoliberal yang menuhankan kebebasan individu dan mengabaikan nilai-nilai substantif Pancasila yang membatasi kebebasan individu dengan kebebasan individu atau kelompok lain.

Ditegaskannya, GP Ansor akan terus mengikuti dan menjaga kesepakatan para kiai dan ulama NU ketika menyepakati Pancasila sebagai asas hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Hal itu tertuang dalam pernyataan teologis NU tentang Islam dan Pancasila pada Muktamar NU 1984, yakni Pancasila sebagai dasar dan falsafah NKRI bukanlah agama, tidak dapat menggantikan agama, dan tidak dapat dipergunakan untuk menggantikan kedudukan agama

"Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar negara Republik Indonesia menurut Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 yang menjiwai sila-sila yang lain, mencerminkan tauhid menurut pengertian keimanan Islam," katanya.

Bagi NU, kata putra mendiang KH Muhammad Cholil Bisri dari Rembang itu, Islam yang mengajarkan akidah dan syariah adalah agama yang meliputi aspek hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan antarmanusia.

"Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dan upaya umat Islam Indonesia untuk menjalankan syariat agamanya," katanya.

Sebagai konsekuensi sikap tersebut, kata dia, NU berkewajiban mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila, serta pengamalannya yang murni dan konsekuen oleh semua pihak.

"Prinsip inilah yang menjadi pegangan dan payung GP Ansor dalam hidup berbangsa dan bernegara. Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman agama, budaya, etnis, suku, dan ras," pungkas Gus Tutut.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017