Jakarta (ANTARA News) - Gelombang pasang yang mendera pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa hingga selatan Nusa Tenggara setinggi 3-7 meter disebabkan posisi astronomi bumi, bulan dan matahari saat ini berada dalam matriks sejajar sehingga menyebabkan daya tarik gelombang laut yang sangat kuat. "Fenomena astronomi ini kebetulan bersamaan dengan terjadinya gelombang Kelvin yang biasanya terjadi secara periodik setiap 30-90 hari," kata Pakar Meteorologi dari Unit Teknis Modifikasi Cuaca BPPT, Dr Edvin Aldrian di Jakarta, Sabtu. Sejajarnya bumi, bulan dan matahari menurut dia, hanya berlangsung dalam setengah hari yang puncaknya terjadi pada Jumat sore (18/5). Pada saat itu massa air di kawasan tersebut bertambah dari samudera Hindia. Gelombang Kelvin itu sendiri, ujarnya, terkait dengan perputaran bumi ke arah timur yang menimbulkan daya menjalar gelombang laut dari tengah samudera Hindia ke arah Mentawai, terus menjalar ke arah timur dan selatan Jawa. "Gelombang ini selalu menjalar ke timur ini wajar saja akibat bentuk bumi dan terjadi secara periodik terkait peralihan musim. Hanya saja, kali ini terjadi secara bersamaan dengan fenomena astronomi. Padahal gejala pasang biasanya hanya disebabkan daya tarik bulan ketika purnama," katanya. Gelombang laut yang biasa menjalar tanpa hambatan di sepanjang pesisir barat sumatera dan selatan Jawa terlihat dari terjalnya pesisir kawasan tersebut. Ia memperkirakan, tingginya gelombang pasang tidak akan lama dan hanya terjadi dalam beberapa hari saja dan menegaskan bahwa peristiwa ini tak ada hubungannya dengan badai karena saat ini memang tidak ada badai atau siklon di lautan.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007