Bukittinggi (ANTARA News) - Petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi, Sumatera Barat (Sumbar), Hartanto menyebutkan letusan yang terjadi pada gunung tersebut wajar karena berstatus waspada.

"Letusan yang terjadi dua kali hari ini (4/6) adalah wajar karena gunung bestatus waspada, jadi memang aktivitas dapat meningkat," katanya di Bukittinggi, Minggu.

Ia menerangkan, Gunung Marapi sudah berstatus waspada sejak Agustus 2011.

Terakhir kali gunung dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut itu meletus pada 26 September 2012 pukul 16.39 WIB mengeluarkan asap keabu-abuan.

Saat itu tinggi asap letusan mencapai 1.500 meter dan warga di sekitar dapat mendengar suara dentuman.

Karena status tersebut, warga atau pendaki direkomendasikan tidak beraktivitas dalam jarak tiga kilometer dari kawah atau puncak.

Hartanto menjelaskan letusan yang terjadi pada Minggu (4/6) tidak dipicu atau berkaitan dengan gempa-gempa skala kecil yang terjadi di Sumbar.

Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho juga mengingatkan masyarakat dan para wisatawan tidak mendaki gunung tersebut pada radius tiga kilometer dari puncak.

"Adanya letusan hari ini, kami belum mendapat laporan menyebabkan pengungsian. Masyarakat diminta tetap tenang, karena Marapi berstatus waspada," ujarnya.

Ia mengatakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) akan menyampaikan peringatan dini jika kondisi aktivitas gunung meningkat dan membahayakan.

Pewarta: Irfan Taufik
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2017