Istanbul (ANTARA News) - Turki ingin mendukung sekutu dekatnya, Qatar, dalam krisis diplomatik dengan tetangga Teluknya, tetapi Turki sulit bermanuver mengingat hubungannya dengan Riyadh, ujar sejumlah analis.

"Ini adalah krisis yang paling tidak diinginkan bagi Turki karena hubungan dekatnya dengan Qatar dan Arab Saudi," kata Sinan Ulgen, ketua Pusat Kebijakan Ekonomi dan Luar Negeri sekaligus ilmuwan tamu di Carnegie Europe.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain memimpin serangkaian negara yang pekan ini memutuskan hubungan dengan Qatar atas dugaan negara itu mendanai kelompok ekstremis dan hubungannya dengan Iran, saingan utama Arab Saudi.

Turki memiliki hubungan dekat dengan Doha termasuk di sektor energi, dan kebijakan Timur Tengah mereka yang hampir sama, namun mereka juga menjaga hubungan baik dengan negara-negara Teluk lainnya.

Seperti Qatar ketika mereka memprovokasi kemarahan Arab Saudi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mendukung gerakan Islam seperti Ikhwanul Muslim dan Hamas.

Ankara juga memiliki hubungan baik dengan Iran, yang diplomat utamanya berada di Turki dan pada Rabu membahas masalah regional termasuk konflik Suriah yang sudah berjalan selama enam tahun.

Dalam usaha nyata untuk tidak mengkompromikan hubungan baiknya dengan Arab Saudi yang merupakan pemimpin monarki Teluk, Turki awalnya menawarkan bantuan untuk menyelesaikan krisis diplomatik terburuk di kawasan ini selama bertahun-tahun.

Namun Erdogan pada Selasa mengkritik sanksi yang diberlakukan terhadap Doha, dengan mengatakan Turki berniat mengembangkan hubungan dengan Qatar, di mana Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani adalah salah satu pemimpin pertama yang mendukung Erdogan setelah kudeta gagal Juli lalu.

Dukungan tanda pagar termasuk yang paling populer di media sosial di Turki sejak awal krisis termasuk #KatarYalnizDegildir yang berarti "Qatar tidak sendiri".

Kepentingan ekonomi

Dalam isyarat dukungan lainnya, parlemen Turki menyetujui pada Rabu pengerahan pasukan ke sebuah pangkalan Turki di Qatar, meskipun tidak ada penetapan tanggalnya.

Qatar dan Turki juga mendukung kelompok oposisi dalam perang sipil Libya, Ikhwanul Muslimin di Mesir, dan juga mendukung pemberontak yang melawan rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah.

Di luar hubungan diplomatik yang dekat, posisi Ankara dapat dijelaskan lewat volume investasi Qatar, yang diperkirakan bernilai 1,5 miliar dolar AS.

Perusahaan-perusahaan Turki telah memenangkan kontrak senilai lebih dari 13 miliar dolar AS untuk proyek konstruksi di Qatar menjelang Piala Dunia 2022, demikian AFP.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2017