Jakarta (ANTARA News) - Proyek pembangunan terowongan multifungsi bawah tanah yang mampu digunakan untuk sejumlah keperluan perkotaan di Jakarta diharapkan dapat selesai pada 2014 dan menjadi salah satu infrastruktur pengendali banjir di ibukota. Berbicara di Balaikota Jakarta, Senin, Ketua Badan regulator PAM DKI Jakarta, Achmad Lanti, memaparkan bila proses pembangunan dimulai pada 2008 maka dalam tujuh tahun proyek berbiaya Rp16,3 triliun itu dapat diselesaikan sesuai harapan. "Perlu dua tahun untuk studi kelayakan dan desain teknis serta lima tahun untuk pembangunan fisik hingga siap dioperasikan," paparnya. Terowongan bawah tanah tersebut, masih menurutnya, memiliki tiga fungsi yaitu dapat digunakan sebagai jaringan transportasi yaitu sebagai jalan tol bagi kendaraan, tempat pengolahan limbah dan saluran jaringan utilitas seperti kabel telepon dan listrik. "Dalam perkiraan kami, biaya pemeliharaan per tahun akan mencapai Rp480 miliar sementara kontribusi anggaran yang masuk dari penggunaan tiga fungsi itu diperkirakan Rp2,2 triliun pertahun," kata Lanti. Meski memiliki biaya pembangunan yang relatif tinggi yaitu Rp16,3 triliun namun Lanti memaparkan nantinya tidak semua pembiayaan ditanggung oleh pemerintah. "Dari 16,3 triliun, sebesar Rp5 triliun diharapkan dari dana pemerintah dan sisanya Rp11,3 triliun dari investasi swasta. Peluang swasta akan berasal dari tiga sektor tadi yaitu jaringan jalan tol, pengolahan limbah dan pengelola sarana utilitas," ungkapnya. Lanti menambahkan nantinya untuk sarana jalan tol dapat dimulai dari Balekambang-Manggarai dengan akses keluar melalui pintu di Roxy, Tanah Abang dan Bandara Soekarno-Hatta. "Terowongan ini akan dimulai dari MT Haryono (jembatan Kali Ciliwung) terus mengikuti alur sungai Ciliwung menuju Kanal Banjir Barat sepanjang 22 km. Fisik terowongan itu akan berada 15 meter di bawah permukaan tanah," kata Lanti. Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengatakan dengan adanya proyek ini akan mengatasi permasalahan banjir, kemacetan lalu lintas, permasalahan cadangan air dan penanganan limbah perkotaan. "Saat ini wacana tersebut harus terus dikaji dan dimatangkan sehingga dapat diimplementasikan," paparnya. Untuk pengkajian tersebut maka pada Kamis (24/5) pekan depan Pemprov DKI dan Badan Regulator PAM akan mengadakan seminar internasional untuk membahas proyek ini sekaligus memberikan masukan apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan terowongan multifungsi tersebut.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007