Kupang (ANTARA News) - Elemen partai politik (Parpol) yang kalah dalam pemilu presiden (Pilpres) 9 Mei lalu, diduga kuat berada di balik aksi kekerasan di Timor Leste pada Minggu (20/5). Elemen partai politik tidak menerima hasil pilpres yang memenangkan Jose Ramos Horta dengan alasan berbagai kecurangan dan intimidasi telah terjadi tempat-tempat pemungutan suara (TPS), kata Pemerhati masalah Timor Leste, Florencio Mario Vieira, di Kupang, Selasa. "Walaupun kekerasan di Timor Leste itu antar-perguruan silat, namun di balik itu dugaan saya elemen partai yang kalah dalam pilpres berada di belakang kekerasan karena tidak menerima hasil pilpres dengan alasan berbagai kecurangan dan intimidasi," kata Mario menanggapi aksi kekerasan di Timor Leste. Menurut dia, peristiwa yang menewaskan salah seorang warga sipil itu, secara eksplisit dapat menggambarkan bahwa antara warga Loro Monu (Timor Leste bagian barat) dan Loro Sae (Timor Leste bagian Timur) masih terdapat "gap" yang cukup tajam. Ini tergambar pula dari hasil Pilpres 9 Mei lalu, sekaligus pertanda bahwa konflik etnis dan politik tidak dapat diselesaikan dalam jangka pendek oleh Presiden Jose Ramos Horta. "Konflik yang terjadi di Timor Leste dapat diredam karena masih ada pasukan PBB yang menjaga keamanan di Timor Leste, tetapi tidak dapat diselesaikan dalam jangka pendek oleh Ramos Horta," kata Mario Veiera. Apalagi, lanjut dia, menjelang pemilu parlemen (Pilpar) pada 30 Juni mendatang, di mana Fretilin telah mengajukan strategi baru berupa amandemen agar pemilu parlemen dihitung di kabupaten dan bukan di TPS seperti pada pilpres. Kekerasan kembali terjadi di Timor Leste yang ditandai dengan tawuran lempar batu antara kelompok pemuda di Dili, ibukota Timor Leste pada Minggu (20/5) dan menewaskan satu orang. Tawuran itu terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden Timor Leste terpilih Jose Ramos Horta diambil sumpah sebagai presiden menggantikan Xanana Gusmao. Dalam insiden itu, 42 orang ditangkap dan tiga kendaraan PBB rusak. Tawuran yang terjadi pada Minggu terjadi antara kelompok pemuda dari bagian timur negara itu, yang mendukung partai berkuasa Fretilin dengan kelompok pemuda pendukung partai kecil di belakang Ramos Horta yang memenangkan Pemilu putaran kedua pada 9 Mei lalu.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007