Dhaka (ANTARA News) - Ketel meledak di pabrik garmen Bangladesh menewaskan 10 orang dan melukai puluhan lagi, kata petugas pemadam kebakaran pada Selasa tentang peristiwa terkini pada salah satu penghasil terbesar pakaian jadi di dunia.

Kecelakaan itu terjadi pada Senin malam di pabrik milik Multifabs Limited, perusahaan Bangladesh di pinggiran ibukota, Dhaka, kata petugas pemadam kebakaran.

Perusahaan tersebut memasok pakaian rajutan kepada mitra dagang mereka di Swedia, Denmark, Jerman, Rusia, Spanyol, Belanda dan Inggris, termasuk kepada Littlewoods, salah satu merek pengecer tertua di Inggris, kata laman mereka.

"Sembilan orang tewas akibat ledakan, sedangkan seorang lagi meninggal di rumah sakit," kata Palash Chandra Modak, petugas pemadam kebakaran.

Perusahaan itu mengatakan bahwa pabrik tersebut berfungsi dengan baik dan ketel baru saja menjalani perawatan berkala.

"Itu kecelakaan. Semua dalam keadaan baik," kata Mahiuddin Faruqui, pimpinan perusahaan dan direktur pelaksana, kepada Reuters.

"Ketel itu berfungsi dengan baik. Setelah menjalani perawatan berkala ketika para pekerja mencoba untuk menghidupkannya, alat itu meledak," katanya.

Industri garmen Bangladesh, terbesar di dunia setelah China, mempekerjakan empat juta orang dan menyumbangkan 80 persen dari pendapatan ekspornya.

Multifabs mulai beroperasi pada 1992, dan mencapai 70 juta dolar AS dalam ekspor tahun 2016, memasok merek-merek Eropa seperti rantai ragam Lindex, yang merupakan bagian dari peritel Finlandia, Stockmann dan Aldi, kata Faruqui.

Bidang pakaia jadi Bangladesh mendapat sorotan setelah bangunan pabrik runtuh pada 2013, yang menewaskan lebih dari 1.100 orang, dan kebakaran di pabrik pakaian jadi pada 2012 menewaskan 112 pekerja, demikian Reuters melaporkan.

(Uu.Aulia/KR-AMQ)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2017