London (ANTARA News) - Musik Angklung dan tari tradisional Indonesia, seperti Tari Sekar Ririh dari Jambi, Tari Pisok (Sulawesi Utara), Tari Merak dan Tari Kijang (Jawa), menjadi "pengobat hati" penderita Multiple Sclerosis (MS) di Klinik Marianne Strauss, Bayern, Jerman. "Hiburan ini meringankan penderitaan kami," kata Frau Kuerten, penderita MS, yang hadir dalam pagelaran Keseniman yang dibawakan oleh seniman Swadaya Indonesia Muenchen (SIM), Akhir pekan lalu. Penderita kelainan syaraf, yang berakibat terganggunya komunikasi otak dengan organ tubuh itu, juga sangat terkesima saat orkestra angklung SIM memainkan lagu rakyat Jerman "Muss I Denn". Penonton ikut melantunkan lagu tersebut. Estananto M.Sc dari SIM, dalam keterangan yang diterima ANTARA, Rabu, mengatakan dalam pagelaran itu ditampilkan pula lagu "Halo-Halo Bandung", "Rayuan Pulau Kelapa", "Medley Tak Tontong", dam "Bungong Jeumpa". SIM dibentuk oleh masyarakat Indonesia di Muenchen, bertujuan untuk membantu orang Indonesia dalam integrasi dan orientasi di Muenchen dan orang Jerman yang ingin mengenal budaya Indonesia. "Dengan hiburan yang cukup diharapkan para penderita akan menjadi gembira, sehingga efek dari penyakit ini tidak terlalu dirasakan," kata Frau Kuerten, pengurus yayasan yang sering menghadiri Malam Budaya Indonesia itu. Para penderita MS Jerman berkumpul dalam wadah "Deutsche Multiple Sklerose Gesellschaft Bundesverband", yakni yayasan yang berkegiatan untuk meringankan penderita MS, di antaranya melalaui pergelaran hiburan. Multiple Sclerosis adalah penyakit yang menimpa jaringan saraf dan umumnya para penderita mengalami kesulitan karena sinyal dari otak ke bagian tubuh dan sebaliknya terganggu. Akibatnya kehidupan sehari-hari menjadi kurang normal dibandingkan dengan orang yang sehat jaringan syarafnya Pimpinan Yayasan Deutsche Multiple Sklerose Gesellschaft Bundesverband mengemukakan kekagumannya atas keindahan seni budaya Indonesia dan meminta kesediaan SIM untuk mengisi acara dalam kegiatan lainnya di masa mendatang. Acara dilanjutkan dengan makan bersama dengan menu hidangan khas Jerman, roti "Belegte Brot" dan hidangan khas Indonesia, nasi kuning, dinikmati bersama sambil mendengarkan musik Ziehharmonika (Accordion) yang membawakan lagu-lagu khas Jerman serta menambah suasana akrab dan hangat. Sebagai tanda kasih di akhir pentas tim artis SIM mendapat rangkaian bunga kepik merah-hitam "Maikafer", yang diyakini orang Jerman dapat membawa keberuntungan. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007